Fernando Uffie, pengamat pendidikan yang menjabat sebagai Country Manager Extramarks Education Indonesia mengungkapkan bahwa belajar berbasis teknologi harus bisa menghadirkan sekaligus menguatkan interaksi antara siswa, guru, sekolah, dan orangtua murid. Tidak hanya di dalam sekolah, tapi juga di luar sekolah.
Pendidikan pascapandemi tetap wajib menjalankan pemelajaran dengan beberapa penyesuaian. Salah satunya dengan memaksimalkan beragam teknologi digital untuk menyelenggarakan hybrid learning.
Mengubah Metode Pengajaran
Inovasi atau punah. Satu-satunya yang pasti dalam hidup adalah perubahan. Semakin berkembangnya teknologi digital membuat guru perlu berinovasi dalam mengajar. Metode mengajar yang menganggap peserta didik sebagai obyek perlu dihilangkan.
Pada era teknologi digital peserta didik bukan lagi seperti kertas putih yang siap diisi oleh materi apapun. Kini peserta didik dapat lebih cepat mengetahui sesuatu hal dibandingkan si guru dengan pemanfaatan teknologi yang tepat.
Metode pengajaran perlu adaptif terhadap perkembangan teknologi digital. Mendikbudristek, Nadiem Makarim memaparkan bahwa kurikulum yang disusun pun harus fleksibel dan sederhana, serta berorientasi peningkatan kompetensi peserta didik. Metode pengajaran dapat semakin menarik dan variatif dengan pemanfaatan platform-platform daring (online).
Pemelajaran pascapandemi memasuki era pedagogi siber. Oleh sebab itu perlu menyiapkan peserta didik mampu memanfaatkan teknologi demi kehidupan manusia yang lebih baik. Berdasarkan penelitian Dell bersama Institute for the Future (IFTF) pada 2030, ketergantungan manusia terhadap teknologi akan semakin berkembang.
Kemampuan manusia yang terbatas akan ditunjang dengan kelebihan teknologi digital. Teknologi digital semakin membuat pekerjaan manusia lebih efisien, cepat, dan terukur hasilnya. Keunikan tiap peserta didik dapat diakomodasi dalam tiap proses pemelajaran. Penggunaan sumber belajar yang berbasis lingkungan, memerhatikan kearifan lokal, menciptakan kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi digital membuat peserta didik semakin berakar terhadap realitas kehidupan yang nanti akan dihadapinya.
Kolaborasi guru dan siswa akan menghadirkan beragam perubahan. Penerapan pemelajaran yang menyiapkan peserta didik adaptif terhadap kemajuan teknologi digital akan mendorong mereka semakin lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat melahirkan industri-industri baru yang berbasiskan teknologi digital.
Pedagogi siber juga menampilkan guru sebagai salah satu motor penggerak perubahan. Guru sebagai agen pencipta perubahan merupakan manusia pemelajar. Guru yang berhenti belajar sama saja "membunuh" kehidupan murid-muridnya.