Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perihal Tiga Sekawan, Petualangan dan Makna Kehidupan

30 April 2019   23:51 Diperbarui: 1 Mei 2019   00:09 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto Koleksi Pribadi
Foto Koleksi Pribadi
Foto Koleksi Pribadi
Foto Koleksi Pribadi
Judul buku: Ceros dan Batozar

Penulis: Tere Liye

Co-author: Diena Yashinta

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tebal buku: 376 hlm; 20 cm

Kota terbit: Jakarta

Tahun terbit: Mei 2018

Harga: Rp 95.000,-

ISBN: 9786020385914

Sinopsis:

Awalnya kami hanya mengikuti karyawisata biasa seperti murid-murid sekolah lain. Hingga Ali, dengan kejeniusan dan keisengannya, memutuskan menyelidiki sebuah ruangan kuno. Kami tiba di bagian dunia paralel lainnya, menemui petarung kuat, mendapat kekuatan baru serta teknik-teknik menakjubkan. Dunia paralel ternyata sangat luas, dengan begitu banyak orang hebat di dalamnya. 

Menanti dalam ketidakpastian sungguh menggalaukan hati. Dalam hidup terentang fenomena kepastian yakni: lahir, hidup, dan tutup usia. Sesuatu yang menggalaukan justru di luar tiga hal yang sudah pasti tersebut. Ketidakpastian melingkupi semua peziarahan kehidupan manusia. Kedatangan kereta/ bus yang meleset dari jadwal, tak kunjung tibanya layanan makanan pesan antar yang sudah lama dipesan, jawaban tambatan hati yang tak kunjung nyata seusai gebetannya mengutarakan isi hati.

Membaca sebuah serial novel  pun pembaca mengalami ketidakpastian seperti kapan serial novel berikutnya terbit, bagaimana akhir kisah musuh bebuyutan tokoh utama, apa sajakah konflik yang selanjutnya mengemuka? Ketidakpastian jika disebutkan sungguh tiada terbatas.

Sisi Menarik

Kisah petualangan Raib, Seli, dan Ali untuk menyelamatkan dunia paralel dari kehancuran akibat ego si Tanpa Mahkota selalu menarik dibaca. Bermula dari Bumi, novel serial ini merebut hati jutaan pembaca di tanah air. Semua keseruan dalam novel Bumi berlanjut ke Klan Bulan. Klan Bulan, ialah kehidupan makhluk bayangan yang dapat menghilangkan dirinya sendiri. Memiliki pengetahuan dan teknologi paling maju dibandingkan Klan Bumi. Klan ini mempunyai kebijaksanaan hidup dan pengetahuan mengagumkan.

Seusai Bumi dan Bulan, keseruan berlanjut ke Klan Matahari. Klan Matahari, makhluk cahaya yang tinggal di antara awan-awan. Mempunyai pengetahuan dan teknologi yang sama majunya dengan Klan Bulan. Penduduk Klan Matahari terkenal dengan pembawaan tenang, ramah dan hangat.

Klan Bintang makhluk yang berada pada titik terjauh dari ketiga klan. Klan Bintang, Mereka tinggal di dekat inti bumi dari ketiga dunia paralel. Mereka tidak memiliki kekuatan seperti Klan Bulan dan Klan Matahari tetapi mereka memiliki teknologi yang sangat canggih melebihi ketiga Klan.

Keseruan Terbaru dalam Ceros dan Batozar

Serial novel Bumi memasuki buku 4,5 (empat setengah) yakni Ceros Batozar. Pertama kali menilik judulnya pembaca sedikit bertanya dalam hati. Gabungan dua katakah judul tersebut atau judul tersebut hanya terdiri satu kata? Dalam novel Ceros Batozar tiga sekawan (Raib, Ali, dan Seli) masih berpetualang seru dan mendebarkan hati. Raib dari Klan Bulan (memiliki kemampuan menghilang), Ali dari Klan Bumi (dapat mengubah diri jadi beruang saat marah), dan Seli dari Klan Matahari (memiliki kemampuan mengeluarkan petir).

Petualangan Bermula

Sebagai anak SMA tak lepas dengan kegiatan karyawisata. Biasanya kegiatan tersebut berlangsung di luar kota. Tiga sekawan (Raib, Ali, dan Seli) berkaryawisata ke Yogyakarta. Keingintahuan Ali yang besar terhadap suatu fenomena membuat Raib dan Seli ikut terbawa menelusuri dunia paralel di balik Candi Borobudur. Ada kehidupan dunia paralel di radius 50 km kedalaman bawah tanah.  

Sebuah ruangan kubus kuno. Sebuah terra incognita. Dari situ petualangan seru dan mendebarkan tiga sekawan ini dimulai. Disambut panorama matahari terbenam mereka langsung dikejutkan melalui serangan dua makhluk identik berukuran raksasa. Makhluk raksasa tersebut bertubuh manusia tetapi berkepala badak.

Tiga sekawan sungguh tak berdaya menahan serangan bertubi-tubi dari dua makhluk raksasa identik tersebut. Perkenalkan makhluk raksasa kembar tersebut bernama Ngglanggeran dan Ngglanggeram. Mereka dapat mengubah wujud berdasarkan siklus waktu. Metamorfosa badak dialami mereka saat malam tiba. Saat pagi menjelang mereka berubah menjadi manusia kembar.

Sebagai manusia kembar mereka sungguh hangat dalam berkomunikasi, ceria, dan pandai memasak aneka ragam menu mengugah selera. Bertolak belakang saat mereka bermetamorfosa menjadi badak. Mereka sungguh sadis, tak berperasaan, dan siap melumat serta meluluh-lantakkan semua yang di hadapannya.

Sarung Tangan: Pangkal Permasalahan

Si kembar berasal dari klan Aldebaran. Berekspedisi 40 ribu tahun silam hingga menempati Bor-O-budur di kedalaman bumi. Mereka pun pernah berkonflik dengan si Tanpa Mahkota. Sarung tangan mereka dicuri oleh si Tanpa Mahkota. Kehilangan sarung tangan itu membuat si kembar tak dapat mengendalikan metamorfosa diri mereka (manusia => badak => manusia).

Oleh sebab itu, mereka menciptakan ruangan bernama Bor-O-budur di kedalaman bumi agar mereka bermetamorfosa jadi ceros tidak akan melukai makhluk hidup di bumi. Sarung tangan tersebut kini mempertemukan si kembar dengan tiga sekawan. Sarung tangan Ngglanggeran dan Ngglanggeram yang hilang dicuri ternyata kini sudah dikenakan oleh Ali. Sarung tangan yang dulu jadi pokok permasalahan antara si kembar dengan si Tanpa Mahkota kini berulang menjadi pokok masalah antara si kembar dengan tiga sekawan.

Si Buruk Rupa: Batozar

Penjahat paling ditakuti. Seorang kriminal paling berbahaya. Si buruk rupa. Berasal dari Klan Bulan. Ia berhasil melarikan diri dari penjara super ketat. Klan Bumi menjadi tempat pelariannya. Tiga sekawan tak sengaja bertemu dengan Batozar di rumah makan Padang. Terkejut pasti, namun mereka bersepakat mengintai dan membuntuti.

Sebagai buronan paling wahid Batozar memiliki kemampuan mumpuni dalam bertarung. Penyergapan Batozar oleh pasukan bayangan Klan Bulan menemui kegagalan, karena ia berhasil kabur dengan teknik teleportasi cermin.

Satu benang terjalin antara Batozar dan Raib. Ia mengenali Raib sebagai sang puteri klan Bulan.  Batozar membawa tiga sekawan berteleportasi ke kutub utara. Raib ternyata memiliki kemampuan tingkat tinggi, yakni teknik berbicara dengan alam. Teknik tersebut yang sangat diingini oleh Batozar untuk menampilkan kembali peristiwa 100 tahun lalu. Melalui teknik itu Batozar menginginkan penampakan nyata anak dan istrinya.

Sebagai penjahat paling wahid ketua komite klan Bulan memerintahkan menghapus semua memori dalam benak Batozar. Akibatnya lenyap semua memori dalam kepalanya sehingga ia pun selalu gagal saat melukis wajah anak dan istrinya dalam kanvas, meskipun sudah mencoba berulang kali.

Raib: Puteri Bulan

Keahlian menggunakan teknik berbicara dengan alam belum sepenuhnya dilatih oleh Raib. Ia masih meragukan keahliannya tersebut. Paksaan Batozar membuat ia merasa sungguh tertekan. Di satu sisi Raib iba dengan apa yang dialami oleh Batozar. Sisi berbeda, teknik berbicara dengan alam sungguh menguras energi Raib. Ia bisa meregang nyawa akibat belum terampil menggunakan teknik berbicara dengan alam.

Kekerasan hati Raib untuk menolong Batozar membuahkan hasil. Berkat Raib, Ali dan Seli mampu melewati ujian hidup dan mati. Keahlian teknik teleportasi cermin Batozar pun kembali menjadi senjata penyelamat dari serangan dahsyat pasukan bayangan klan Bulan. Batozar pun menjadi rekan berpetualang tiga sekawan ini ke klan selanjutnya, KOMET MINOR.

Judul buku: Komet

Penulis: Tere Liye

Co-author: Diena Yashinta

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama                  

Tebal buku: 376 hlm; 20 cm

Kota terbit: Jakarta

Tahun terbit: Cet ke-2, Mei 2018

Harga: Rp 95.000,-

ISBN: 9786020385938

Sinopsis:

Setelah "musuh besar" kami lolos, dunia paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu, kapan pun pertempuran besar akan terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnnya muncul di permukaan bumi? Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju Klan Komet. Kami bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel. 

 

Buku bergenre fantasi senantiasa dinantikan penerbitannya. Sebelum buku fantasi itu terbit untuk khalayak umum, euforia penggemar garis keras seri buku fantasi mampu mengguncang jagad nyata dan maya. Mengapa serial buku fantasi menarik minat banyak pembaca?

Buku bergenre fantasi melarutkan pembaca dalam kompleksitas konflik antar tokoh cerita, kedahsyatan deskripsi latar cerita, kejeniusan dalam penamaan tokoh cerita dan penciptaan kosa kata baru yang kadang memerlukan riset sangat mendalam. Pembaca di Indonesia pun patut berbangga. Ragam novel fantasi layak menjadi pilihan. Salah satu serial novel fantasi yang sangat direkomendasikan. Serial novel fenomenal dalam negeri karya Tere Liye, yakni serial novel Bumi.

Petualangan masih terus berlangsung. Keseruan dan beragam ketegangan siap menyambut. Drama yang menguras air mata. Para pembaca terus menantikan apa saja petualangan yang berikutnya dialami oleh tiga sekawan (Raib, Ali, dan Seli). Kini dahaga keingintahuan para pembaca kelanjutan kisah tiga sekawan sampai pada buku kelima, yakni KOMET.

Penamaan Menarik di Klan Komet

Tiga sekawan yang selalu seiring sejalan dalam petualangan. Sebuah misi penyelamatan dunia paralel. Klan Komet menyambut mereka dengan beragam misteri tanpa henti. Petualangan mereka pun berkejaran dengan Si Tanpa Mahkota yang sedang berambisi mencari senjata terbaik yang ternyata berada di Klan Komet.

Perburuan tiga sekawan melalui portal yang bermuara pada tumbuhan aneh. Nama-nama pulau yang unik dan menarik. Pulau bernama hari dalam sepekan: Hari Senin, Hari Selasa, Hari Rabu, Hari Kamis, Hari Jum'at, Pulau Hari Sabtu, dan Pulau Hari Minggu.

Tiga sekawan mendarat di Pulau Hari Senin seusai melewati portal yang gelap, nyaris tak berujung. Kedatangan mereka ke pulau sudah teruji dari awal. Keteguhan hati mereka teruji kala perut mereka lapar, namun tiada banyak pilihan yang  dapat dimakan. Ali hendak mencuri apel. Raib berseru, "Kita tidak akan pernah mencuri Ali! Bahkan kalaupun itu hanya sebutir apel (hlm. 86).

Kejujuran menuntun mereka bertemu dengan Paman Kay dan Bibi Nay. Mereka adalah tetua Pulau Hari Senin. Mereka menjamu tiga sekawan dengan hangat dan membekali petunjuk penting untuk petualangan.

Mereka tiba di Pulau Hari Selasa. Di pulau ini bertempat tinggal kembaran Paman Kay, yakni Kakek Kay. Seusai diuji kejujuran di Pulau sebelumnya. Di Pulau Hari Selasa mereka diuji kepedulian berbela rasa untuk mengembalikan boneka kesayangan seorang anak bernama Cindanita.

Bonekanya dicuri oleh bintang laut. "Benar sekali. Lagi pula, boneka itu sudah hilang setahun lalu. Setiap bulan dia melaporkan hal yang sama." (hlm.157) 

Pertempuran seru terjadi kala tiga sekawan berusaha keras merebut kembali boneka kesayangan Cindanita dengan kawanan bintang laut.

Tiap beranjak pergi dari suatu pulau. Tiga sekawan ini senantiasa diuji mental dan karakter kepribadiannya. Di Pulau Hari Rabu mereka mendapat ujian kesabaran. Ujian ini berasal dari Petani Kay yang sangat gemar bercerita ngalor-ngidul hingga lupa waktu.

"Yang paling cerewet pastilah Petani Kay." (hlm.198). Selain diuji kesabaran, mereka diuji tingkat intelejensinya kala membantu seisi pulau mengusir monster mengerikan: kawanan burung hitam.

Begitu burung berwarna kuning keemasan itu kutangkap, formasi burung dengan tiga kepala itu runtuh. Tanpa otaknya, jutaan burung lain terbang tiada menentu, tercerai-berai (hlm.222). 

 

Sajian Kejutan: Amboi Tak Tertahan

Kelihaian Tere Liye meramu kisah di novel Komet sungguh mencengangkan. Penamaan nama tempat dengan nama hari dalam sepekan. Penentuan tokoh utama tiap pulau yang ternyata memiliki kemiripan satu sama lain. Selain itu, penciptaan tokoh antagonis yang menjadi lawan tiga sekawan (Raib, Ali, dan Seli) yang ditemui dalam perjumpaan, lalu pertempuran di tiap pulau sungguh mengagumkan.

Kala membaca novel ini, penulis sulit berhenti mengambil jeda. Makan dan urusan ke toilet pun sedapat mungkin ditahan demi dapat menuntaskan tiap lembar dari novel. Sekali membaca pasti ingin segera tahu, apa selanjutnya yang akan terjadi pada tiga sekawan atau tokoh antagonisnya?

Perompak dipilih untuk menjadi tokoh antagonis di Pulau Hari Kamis. Pulau ini merupakan sarang perompak paling ditakuti. Kawanan perompak dipimpin oleh Dorokdok-dok (Perompak Kay). Perompak Kay pun masih bertalian darah dari Petani Kay, Paman Kay, dan Kakek Kay.

Dua ratus tahun lalu dia adalah Raja Kepulauan Komet, berkuasa di Pulau Hari Jumat. Hingga suatu hari gerombolan perompak menyerang pulau. Dorokdok-dok kalah, terusir dari Pulau Hari Jumat. Dia terlunta-lunta hingga terdampar di Pulau Hari Kamis (hlm.275).

Tiga sekawan diuji seberapa besar cinta kasihnya terhadap kawanan perompak dan Dorokdok-dok yang menderita semacam sakauw (ketergantungan) akibat efek samping penggunaan cincin pada tubuhnya. Cincin merupakan senjata terampuh di Kepulauan Komet.

Saksi Perebutan Siklus 200 Tahunan

Seolah tanpa henti tiga sekawan menyaksikan konflik ataupun berkonflik. Di Pulau Hari Jumat mereka menjadi saksi siklus perebutan kekuasaan tiap 200 tahun sekali antara Raja Kay dan Dorokdok-dok (Perompak Kay). Mereka pun bertukar posisi. Dorokdok-dok kembali menjadi Raja.

"Dan ingat jangan panggil, jangan panggil aku dengan sebutan Dorokdok-dok lagi. Panggil aku Raja Kay. Raja di Kerajaan Pulau Hari Jumat..." (hlm.321). 

 

Berdasarkan anjuran Raja Kay, tiga sekawan diberi saran menuju ke Pulau Hari Sabtu. Di sana ada sauadara Kay berikutnya, yakni Pelaut Kay. Pelaut Kay merupakan satu-satunya orang yang yang tahu tentang lokasi pulau dengan tumbuhan aneh yang dicari oleh tiga sekawan.

Ujian Tiada Kunjung Henti

Amboi mantap nian membaca novel Komet. Tere Liye sungguh rapi menyiapkan kejutan dalam tiap lembar halaman novel. Kemampuannya meramu kompleksitas konflik antar tokoh patut diacungi jempol. Kemunculan tokoh antagonis yang menyerang atau merintangi tiga sekawan dalam menuntaskan misi petualangannya sungguh tiada terduga. Tokoh antagonis yang dimunculkannya dapat berupa manusia, binatang, atau monster laut ganas.

Ujian ketahanan fisik dan ketangguhan mental dari tiga sekawan tersaji dalam pertempurannya melawan gurita raksasa. Hingga mereka hampir menyerah.

Kami telah kalah, dikalahkan oleh lautan Kepulauan Komet (hlm.353). 

Kayuhan mereka berhasil melabuhkan di Pulau Hari Sabtu. Di Pulau tersebut mereka kembali bertemu dengan Paman Kay dan Bibi Nay, sepasang suami istri yang mereka temui di Pulau Hari Senin. Semua saudara bernama Kay yang mereka jumpai di pulau-pulau sebelumnya, sejatinya adalah Paman Kay yang sengaja menyamar dan menguji.

Ujian sesungguhnya terjadi di Pulau Hari Sabtu. Ujian yang mudah diucapkan, namun perlu sepanjang hidup untuk dapat menunaikannya, yakni ujian melepaskan. Ujian tersebut wajib dilalui agar mereka dapat melanjutkan ke klan berikutnya. Petualangan ini baru dimulai kembali. Sama sekali belum mencapai titik akhir. Mereka harus bersabar menunggu lagi...

"Berangkatlah. Petualangan baru telah menunggu kalian di sana. Berhati-hatilah selalu. Di dunia ini ada banyak hal yang kita lihat tapi tidak seperti terlihat. Ada banyak yang kita kenal, tapi tidak seperti yang kita kenal. Aku bisa saja menyingkap rahasia, topeng kebohongan tapi membiarkan kalian memahaminya secara langsung akan lebih bijak"

Paman Kay (hlm.365)

 

Judul buku: Komet Minor

Penulis: Tere Liye

Co-author: Diena Yashinta

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama   

Tebal buku: 376 hlm; 20 cm

Kota terbit: Jakarta

Tahun terbit: Cet ke-2, Maret 2019

Harga: Rp 105.000,-

ISBN: 9786020623399

Sinopsis:

Pertarungan melawan si Tanpa Mahkota akan berakhir di sini. Siapa pun yang menang, semua berakhir di sini, di Klan Komet Minor, tempat aliansi Para Pemburu pernah dibentuk, dan pusaka hebat pernah diciptakan.

Dalam saga terakhir melawan si Tanpa Mahkota,  aku, Seli, dan Ali menemukan teman seperjalanan yang hebat. Bersama-sama kami melewati berbagai rintangan, memahami banyak hal, berlatih teknik baru, dan bertarung bersama-sama.

Inilah kisah kami. Tentang persahabatan sejati. Tentang pengorbanan. Tentang ambisi. Tentang memaafkan.

Namaku Raib, dan aku bisa menghilang.       

Hal paling menyedihkan adalah fakta ada akhir dari sebuah kisah. Ada kematian seusai paripurna melakukan peziarahan kehidupan. Ada kehilangan seusai sekian lama  seseorang dalam kebersamaan satu jalinan. Tiap akhir menyisakan kepedihan yang sungguh menyiksa. Airmata jadi monumen hati tentang ujian melepaskan sesuatu atau seseorang.

Serial novel Bumi sudah menginjak di titik akhir. Semua akan berakhir di sini. Adegan dibuka dengan perjuangan tiga sekawan (Raib, Ali, dan Seli) untuk membebaskan diri dari jeratan jaring perak si Tanpa Mahkota.

Kejeniusan Ali kembali muncul menjadi jawaban sebuah kebuntuan.

Dia pelan-pelan menggerakkan cermin di saku celananya agar jatuh keluar. Satu sosok muncul dari dalam cermin kecil yang tergeletak di sebelah kami (hlm.8). 

Sahabat Berpetualang

Filosopi lidi cocok mendeskripsikan tentang tiga sekawan. Mereka masing-masing memiliki teknik dan kemampuan mumpuni. Bagaikan lidi yang menjadi lebih tangguh jika menjadi satu. Raib, Ali, dan Seli semakin tangguh bertarung dalam kesatuan yang bahu- membahu. Tiga sekawan yang sudah mampu melewati beragam ujian. Kini mereka mendapat tambahan satu orang.

Ada yang melakukan teleportasi lewat portal cermin. Tubuh tinggi besar itu. Wajahnya yang menyeramkan, bekas luka bakar, mata kirinya rusak, menyisakan warna merah darah

(hlm.8-9).

BATOZAR kembali. Ia siap menemani kami. Siap berpetualang bersama. Kami akan sulit dikalahkan. Kami akan mencapai sesuatu yang dituju. Si Tanpa Mahkota sudah menemukan lawan sepadan.

Aku menatap tidak percaya. Si Tanpa Mahkota telah kalah (hlm.19). 

Berkat Batozar, tiga sekawan mampu meninggalkan Pulau Hari Minggu. Berempat kini mereka menjejakkan diri di Klan Komet Minor. Mereka siap mencari pusaka hebat yang selama ini dicari. Batozar siap memimpin tiga sekawan menerjang tiap misteri petualangan yang kadang mengejutkan.

Kelihaian Meramu Bumbu

Tere Liye mengambil keputusan cerdas. Dia meninggalkan lubang misteri dalam novel Ceros Batozar. Pembaca bertanya. Apakah Batozar mati atau masih hidup? Kehadiran Batozar dalam novel Komet Minor, penutup serial Bumi sungguh membahagiakan. Beragam keseruan dan kelucuan mewarnai lembar-lembar novel ini.

Dengan beragam teknik bertarung yang dimiliki Batozar, tiga sekawan seolah mendapat tambahan tenaga dalam melanjutkan petualangan. Kebersamaan mereka dapat menginspirasi pembaca. Persahabatan sejati diuji dalam gemuruh ombak kehidupan yang kadang dapat menghanyutkan, bahkan mampu mematikan.

Ketegasan Batozar dalam memimpin mampu meredam gejolak jiwa muda tiga sekawan. Kedisplinannya mampu menggiring mereka lebih baik dari hari ke hari. Mereka dapat belajar beragam teknik baru untuk bertarung. Beragam hal baru mereka alami.

Aku menaiki hammock paling bawah. Ini pengalaman baru bagi kami tidur bergelantungan di antara dua batang raksasa (hlm.47).

Kecerdikan Batozar untuk meminta Ali mengambil taring cacing pasak yang sudah dikalahkan berbuah manis.Taring cacing tersebut merupakan benda yang susah dicari. Berkat kelangkaannya, taring cacing pasak itu mampu membuat empat sekawan menjadi memiliki amunisi dana untuk terus berpetualang.

Lihai Menata Beragam Elemen

Petualangan empat sekawan dalam Klan Komet Minor sungguh memperkaya imajinasi. Tiap kota yang dikunjungi mereka memiliki keunikan seperti bentuk kubus, segitiga, limas segi empat. Kota-kota tersebut dapat melakukan teleportasi berpindah secara utuh dari suatu titik ke titik lain.

Menata kemunculan tokoh diatur sedemikian rupa oleh Tere Liye. Aliansi Para Pemburu yang telah dibubarkan menjadi kunci yang wajib ditemui oleh empat sekawan untuk menemukan pusaka hebat. 

Terkuaknya satu-persatu Aliansi Para Pemburu pun ditata sedemikian rupa agar mereka tidak tepat waktu diketahui oleh empat sekawan. Bermula dari Entre yang membuka jalan menuju anggota Para Pemburu.

Tiap menemui satu-persatu anggota Para Pemburu, empat sekawan mengalmai ujian fisik, mental, dan teknik bertarung. Mereka berhasil mengalahkan gerombolan kadal raksasa hingga mampu mencapai Menara Kelabu. Di sana menjadi kediaman Arci, si Buta. Potongan pertama tombak pusaka pun berhasil empat sekawan dapatkan.

Empat sekawan masih terus melaju. Di sela-sela perjalanan. Si Tanpa Mahkota selalu menguntit. Dia siap mengambil kesempatan untuk merebut tombak pusaka.

Potongan kedua tombak pusaka dipegang oleh Kulture. Dia sudah beralih profesi menjadi selebritis ternama. Penduduk Archantum memanggilnya Lady Oopraah. Ujian empat sekawan menemui Kulture sungguh campur-campur: ada yang kocak, haru, dan dramatis.

Adegan paling menguras airmata adalah kala Ali menjadi bintang tamu dalam acara bincang-bincang Lady Oopraah.

"Apa itu definisi keluarga? Aku tidak tahu. Aku lebih memilih menjalaninya. Mengusir rasa takut kehilangan. Mengusir rasa takut pulang, takut menyingkap semua masa lalu. Atau mengusir rasa takut jika esok lusa kekecewaan akan datang. Mengusir semuanya, lantas memeluknya dengan erat. Maka hari ini, inilah keluargaku. Aku menjalaninya, tidak akan pernah pusing apa definisinya. Itulah keluarga menurutku."

(hlm.283) 

Akhir dari Semua di Lembah Terlupakan

Potongan kedua tombak pusaka diberikan Lady Oopraah kepada empat sekawan. Tak lama berselang, si Tanpa Mahkota berhasil merebutnya. Dia pun bersiap memburu untuk melengkapi potongan terakhir.

Seusai bertemu Lady Oopraah, empat sekawan diberi petunjuk untuk segera mendahului menemui Finale. Dia salah seorang anggota Aliansi Para Pemburu yang tersakti, meskipun kini sudah pikun.

Finale memegang potongan terakhir dari tombak pusaka. Dia memilih kediaman dalam sebuah Tambang Tua 210579 di Lembah Terlupakan. Di Lembah Terlupakan disajikan pertempuran teknik tingkat tinggi antara empat sekawan, Aliansi Para Pemburu berhadapan dengan si Tanpa Mahkota.

Pesan Terdalam

            Seusai membaca ada hikmah yang dapat dipetik. Hikmah yang dapat digunakan dalam menjalani peziarahan hidup.

  • Ketidaktelitian dalam bertindak mampu menghancurkan sesuatu yang sudah disusun puluhan tahun.
  • Persahabatan diuji dalam duka terdalam dan titik terendah kehidupan.
  • Ambisi jahat membutakan segala kebaikan yang tampak.
  • Kebersamaan terpupuk dalam kesediaan memahami dan menerima kelemahan serta kelebihan tiap individu.
  • Tiap kesulitan dihadirkan satu paket dengan kemudahan.
  • Memaafkan sangat melegakan bagi jiwa.

Kerinduan Pembaca

Serial penutup Bumi, Komet Minor sudah berhasil menguras dan mengaduk emosi pembaca. Tak terasa sudah banyak pembaca yang menjadi bagian tak terpisahkan dari serial novel Bumi. Dari anak-anak, remaja hingga dewasa larut menjadi penggemar setia serial novel ini. Perpisahan tidak untuk ditangisi. Perkenankan saya sebagai pembaca mengusulkan agar ikatan antara pembaca dengan serial novel ini terus terbina dalam beberapa saran:

  • Patut dipertimbangkan dibuat versi komik dari serial novel Bumi agar dapat memanjakan kerinduan pembaca terhadap visualisasi tokoh, latar, dan pertempuran isi novel
  • Membuat souvenir yang berkaitan dengan serial novel Bumi seperti tote bag, pin, stiker, action figure
  • Apakah dimungkinkan klub pembaca serial novel Bumi agar kami para pembaca dapat melakukan kopi darat sebagai suatu keluarga besar?
  • Patut dicoba membuat serial novel Bumi beralih rupa dalam film animasi atau you tube series

Menyongsong Kisah Berikutnya

Penulis novel sungguh cerdik dengan menghadirkan beberapa tokoh baru yang kelak akan memiliki kisah dalam buku tersendiri. Kala empat sekawan berada di sebuah kota mereka berjumpa dengan dua sosok baru. Mereka bertalian darah. Kakak dan sang adik bernama ST4R, dan SP4RK.

ST4R dan SP4RK berada di Klan Komet Minor dalam rangka mencari Ratu Calista. Mereka akan muncul serial buku PROXIMA CENTAURI. Sampai berjumpa lagi dalam keseruan serial novel fantasi dari penerbit GPU puan dan tuan pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun