Kejujuran menuntun mereka bertemu dengan Paman Kay dan Bibi Nay. Mereka adalah tetua Pulau Hari Senin. Mereka menjamu tiga sekawan dengan hangat dan membekali petunjuk penting untuk petualangan.
Mereka tiba di Pulau Hari Selasa. Di pulau ini bertempat tinggal kembaran Paman Kay, yakni Kakek Kay. Seusai diuji kejujuran di Pulau sebelumnya. Di Pulau Hari Selasa mereka diuji kepedulian berbela rasa untuk mengembalikan boneka kesayangan seorang anak bernama Cindanita.
Bonekanya dicuri oleh bintang laut. "Benar sekali. Lagi pula, boneka itu sudah hilang setahun lalu. Setiap bulan dia melaporkan hal yang sama." (hlm.157)Â
Pertempuran seru terjadi kala tiga sekawan berusaha keras merebut kembali boneka kesayangan Cindanita dengan kawanan bintang laut.
Tiap beranjak pergi dari suatu pulau. Tiga sekawan ini senantiasa diuji mental dan karakter kepribadiannya. Di Pulau Hari Rabu mereka mendapat ujian kesabaran. Ujian ini berasal dari Petani Kay yang sangat gemar bercerita ngalor-ngidul hingga lupa waktu.
"Yang paling cerewet pastilah Petani Kay." (hlm.198). Selain diuji kesabaran, mereka diuji tingkat intelejensinya kala membantu seisi pulau mengusir monster mengerikan: kawanan burung hitam.
Begitu burung berwarna kuning keemasan itu kutangkap, formasi burung dengan tiga kepala itu runtuh. Tanpa otaknya, jutaan burung lain terbang tiada menentu, tercerai-berai (hlm.222).Â
Â
Sajian Kejutan: Amboi Tak Tertahan
Kelihaian Tere Liye meramu kisah di novel Komet sungguh mencengangkan. Penamaan nama tempat dengan nama hari dalam sepekan. Penentuan tokoh utama tiap pulau yang ternyata memiliki kemiripan satu sama lain. Selain itu, penciptaan tokoh antagonis yang menjadi lawan tiga sekawan (Raib, Ali, dan Seli) yang ditemui dalam perjumpaan, lalu pertempuran di tiap pulau sungguh mengagumkan.
Kala membaca novel ini, penulis sulit berhenti mengambil jeda. Makan dan urusan ke toilet pun sedapat mungkin ditahan demi dapat menuntaskan tiap lembar dari novel. Sekali membaca pasti ingin segera tahu, apa selanjutnya yang akan terjadi pada tiga sekawan atau tokoh antagonisnya?