ISBN: 9786020385938
Sinopsis:
Setelah "musuh besar" kami lolos, dunia paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu, kapan pun pertempuran besar akan terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnnya muncul di permukaan bumi? Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju Klan Komet. Kami bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel.Â
Â
Buku bergenre fantasi senantiasa dinantikan penerbitannya. Sebelum buku fantasi itu terbit untuk khalayak umum, euforia penggemar garis keras seri buku fantasi mampu mengguncang jagad nyata dan maya. Mengapa serial buku fantasi menarik minat banyak pembaca?
Buku bergenre fantasi melarutkan pembaca dalam kompleksitas konflik antar tokoh cerita, kedahsyatan deskripsi latar cerita, kejeniusan dalam penamaan tokoh cerita dan penciptaan kosa kata baru yang kadang memerlukan riset sangat mendalam. Pembaca di Indonesia pun patut berbangga. Ragam novel fantasi layak menjadi pilihan. Salah satu serial novel fantasi yang sangat direkomendasikan. Serial novel fenomenal dalam negeri karya Tere Liye, yakni serial novel Bumi.
Petualangan masih terus berlangsung. Keseruan dan beragam ketegangan siap menyambut. Drama yang menguras air mata. Para pembaca terus menantikan apa saja petualangan yang berikutnya dialami oleh tiga sekawan (Raib, Ali, dan Seli). Kini dahaga keingintahuan para pembaca kelanjutan kisah tiga sekawan sampai pada buku kelima, yakni KOMET.
Penamaan Menarik di Klan Komet
Tiga sekawan yang selalu seiring sejalan dalam petualangan. Sebuah misi penyelamatan dunia paralel. Klan Komet menyambut mereka dengan beragam misteri tanpa henti. Petualangan mereka pun berkejaran dengan Si Tanpa Mahkota yang sedang berambisi mencari senjata terbaik yang ternyata berada di Klan Komet.
Perburuan tiga sekawan melalui portal yang bermuara pada tumbuhan aneh. Nama-nama pulau yang unik dan menarik. Pulau bernama hari dalam sepekan: Hari Senin, Hari Selasa, Hari Rabu, Hari Kamis, Hari Jum'at, Pulau Hari Sabtu, dan Pulau Hari Minggu.
Tiga sekawan mendarat di Pulau Hari Senin seusai melewati portal yang gelap, nyaris tak berujung. Kedatangan mereka ke pulau sudah teruji dari awal. Keteguhan hati mereka teruji kala perut mereka lapar, namun tiada banyak pilihan yang  dapat dimakan. Ali hendak mencuri apel. Raib berseru, "Kita tidak akan pernah mencuri Ali! Bahkan kalaupun itu hanya sebutir apel (hlm. 86).