Kejeniusan Ali kembali muncul menjadi jawaban sebuah kebuntuan.
Dia pelan-pelan menggerakkan cermin di saku celananya agar jatuh keluar. Satu sosok muncul dari dalam cermin kecil yang tergeletak di sebelah kami (hlm.8).Â
Sahabat Berpetualang
Filosopi lidi cocok mendeskripsikan tentang tiga sekawan. Mereka masing-masing memiliki teknik dan kemampuan mumpuni. Bagaikan lidi yang menjadi lebih tangguh jika menjadi satu. Raib, Ali, dan Seli semakin tangguh bertarung dalam kesatuan yang bahu- membahu. Tiga sekawan yang sudah mampu melewati beragam ujian. Kini mereka mendapat tambahan satu orang.
Ada yang melakukan teleportasi lewat portal cermin. Tubuh tinggi besar itu. Wajahnya yang menyeramkan, bekas luka bakar, mata kirinya rusak, menyisakan warna merah darah
(hlm.8-9).
BATOZAR kembali. Ia siap menemani kami. Siap berpetualang bersama. Kami akan sulit dikalahkan. Kami akan mencapai sesuatu yang dituju. Si Tanpa Mahkota sudah menemukan lawan sepadan.
Aku menatap tidak percaya. Si Tanpa Mahkota telah kalah (hlm.19).Â
Berkat Batozar, tiga sekawan mampu meninggalkan Pulau Hari Minggu. Berempat kini mereka menjejakkan diri di Klan Komet Minor. Mereka siap mencari pusaka hebat yang selama ini dicari. Batozar siap memimpin tiga sekawan menerjang tiap misteri petualangan yang kadang mengejutkan.
Kelihaian Meramu Bumbu
Tere Liye mengambil keputusan cerdas. Dia meninggalkan lubang misteri dalam novel Ceros Batozar. Pembaca bertanya. Apakah Batozar mati atau masih hidup? Kehadiran Batozar dalam novel Komet Minor, penutup serial Bumi sungguh membahagiakan. Beragam keseruan dan kelucuan mewarnai lembar-lembar novel ini.