Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Allena dan Anggur Merah (5)

8 Juni 2023   19:31 Diperbarui: 15 Juni 2023   13:04 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku kemudian mengangkat kedua tangan dengan telapak terbuka ke atas dan berkata dengan tenang, "Alex, kamu pasti tahu kalau aku tidak membunuhnya." Tapi Alex tidak mengiyakan perkataanku.


"Bagaimana kamu tahu dia bernama Alex? Aku tidak mau menuduhmu telah bersekongkol dengannya," tanya Cindy padaku.

"Aku ... aku tadi sempat mendengar John menyebut nama itu saat menelpon seseorang," jawabku sedikit gugup.

"Dan kamu yang disuruh Nick untuk mengambil minuman untuknya. Bisa jadi itu sudah kamu beri racun," sahut Alexis. Aku terkejut mendengar pernyataannya.

"Tidak! Bukan aku yang membuatnya. Ijo yang memberikan itu padaku." Aku membantahnya dengan tenang.

"Tapi bukankah kamu yang benci pada Nick, Cindy? Kamu juga kan yang mengatakan akan membunuhnya?" lanjutku sambil menoleh ke arah Cindy.

"Itu tidak benar!" jawab Cindy.

Aku memperhatikan Cindy. Dia yang sejak awal telah dituduh sebagai pembunuhnya masih saja cuek dan duduk santai sambil mengunyah permen karetnya.

Tapi Cindy pun tak mau kalah dengan Dolly dan Alexis. Gadis bertubuh paling montok itu pun turut menggoda Alex. Dia menyilangkan kaki kiri di atas paha kanannya. Aku melihat kedua tangannya memainkan ujung rambut yang dia julurkan ke depan menutupi belahan dadanya. Pandangan matanya menatap tajam pada Alex.

Dia kemudian tersenyum sinis sambil berkata, "Percayalah padaku, Detektif Alex. Alexis telah berbohong padamu!"

Kembali suasana menjadi hening. Aku dan ke tiga temanku telah membuka suara dan saling melempar tuduhan. Semua mata kemudian tertuju pada Alex yang pada saat itu sedang menulis sesuatu. Setelah itu Alex memperhatikan kami satu per satu. Kami masih diam dan menantikan pertanyaan lanjutan dari Alex.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun