Tiba-tiba aku melihat Alexis mengarahkan pandangan matanya pada Cindy sambil mengangkat jari telunjuknya, "Kamu pelakunya!" seru Alexis.
"Aku ...? Kamu jangan bercanda! Aku tidak suka!" bantah Cindy.
"Alexis tidak bercanda! Kamu tidak bisa mengelak dari tuduhan ini! Barusan kamu mengutarakan niatmu itu. Bahkan beberapa waktu yang lalu kamu juga pernah mengusulkan untuk membunuh Nick, bukan?" tanya Dolly.
"Memang benar! Tapi aku tidak pernah serius dengan ucapanku waktu itu. Aku hanya menggertak kalian saja!" bantah Cindy dengan tenang sambil mengunyah permen karet kesukaannya.
Teman-temanku saling melempar tuduhan dengan argumen masing-masing sehingga John pun kebingungan karena tidak ada yang mengaku sebagai pembunuhnya. Sementara itu aku sempat melihat John menoleh ke arah Ijo yang berdiri di balik pintu ruang belakang.
"Sudah cukup! Hentikan ocehan kalian! Aku tidak ingin masalah ini berbuntut panjang," kata John. Dia kemudian berjalan menghampiri Ijo yang masih berdiri di balik pintu.
"Paijo ...! Apa kamu mengetahui sesuatu sebelum Nick pergi dari rumah ini?" tanya John.
"Ee ... tidak! Aku ... aku tidak tahu apa-apa!" jawab Ijo dengan gugup.
"Hmm, tidak ada yang mau mengaku. Aku juga tidak ingin polisi menutup Rumah Atlantaku ini. Kalau begitu aku akan minta bantuan saudaraku untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya sebelum polisi bertindak lebih jauh," kata John.
"Saudaramu? Apa yang bisa dia lakukan?" tanya Alexis.
"Dulu dia bekerja di kantor pengacara. Jadi lebih mengerti tentang hukum!" kata John.