Alex bermaksud membunuh John saudaranya sendiri untuk menguasai harta warisan peninggalan ayahnya. Dia minta bantuan Allena salah satu penghuni Rumah Atlanta, rumah kontrakan milik John. Tapi semua rencananya berantakan.
Apa yang terjadi dengan Allena kemudian?
Part sebelumnya [klik di sini]
Part 3 - Pertikaian
Aku menyaksikan perdebatan sengit antara Nick dan John masih terus berlanjut. Mereka saling mengancam. Dan aku khawatir akan menjurus pada tindakan kekerasan. Melihat situasi semakin memanas, aku mencoba untuk menengahi mereka.
"Cukup ... Nick ...! John ...! Aku mohon hentikan pertikaian kalian! Aku tidak ingin ada korban!"
"Huh ...! Dia yang selalu cari gara-gara!" tuduh Nick.
"Nick, aku bilang sudah! Maukah kamu menuruti kata-kataku? Pulanglah dulu. Setelah kamu kembali dari urusan bisnismu, kita lanjutkan pesta ini berdua saja," bujukku sambil mendekati Nick.
Aku merapatkan tubuhku pada tubuh Nick. Kemudian kedua tanganku meraba pelan dadanya yang berbalut t-shirt berwarna hitam. Setelah itu aku mendekatkan wajahku pada wajah Nick sambil tersenyum manja.
"Ayolah, Nick. Jangan buang energimu percuma," bujukku lagi.
"Hmm, baiklah, Allena. Tapi sebelum aku pulang ... ambilkan segelas anggur merah untukku," bisik Nick sambil memegang daguku dan menatap lembut kedua bola mataku.
Sebuah ciuman hampir saja mendarat di bibirku jika aku tidak segera menghindarinya. Aku hanya tertawa riang melihat Nick kecewa tidak mendapatkannya. Aku segera beranjak meninggalkan mereka berdua menuju meja bar untuk mengambil segelas anggur merah. Sementara itu aku melihat John tidak bisa menahan emosi setelah menyaksikan tingkah manjaku pada Nick.
"Cihh ...!" bentak John. Dia segera mendekat ke arah Nick. John berusaha meraih baju Nick. Tapi Nick dapat menghindarinya dengan mundur beberapa langkah kebelakang.
"Oke, sabar dulu, John! Aku akan segera pulang. Aku bukannya takut padamu, tapi aku hanya menuruti permintaan Allena. Itu saja," sahut Nick dengan nada datar. Dia mengambil napas panjang. Kali ini dia berusaha mengontrol emosinya.
"Tapi ... sebelum itu maukah kamu menemaniku minum sebentar, John? Besuk aku akan ke luar negeri untuk urusan bisnis. Jadi aku tidak bisa berkunjung ke sini dalam waktu agak lama," lanjut Nick.
John hanya diam dan menatap tajam pada Nick mendapat tawaran itu. Aku yang masih berada di meja bar memperhatikan mereka berdua. Sementara Cindy, Dolly, dan Alexis tetap berdiri di belakang Nick.
"Tumben Nick tidak kasar pada John," kata Cindy.
"Kamu tidak lihat apa yang telah dilakukan Allena tadi pada Nick? Sepertinya dia benar-benar luluh pada Allena," sahut Dolly.
Â
"Iya, itu yang membuatku iri pada Allena dan sakit hati pada Nick! Dia tidak adil pada kita-kita," jawab Cindy.
"Biarkan saja. Mau kasar atau tidak, mau ribut atau tidak, mau adil atau tidak, terserah mereka saja! Yang penting kita masih bisa bersenang-senang," kata Alexis dengan senyum sinisnya.
Merasa tak ada respon dari John, Nick pun berinisiatif memberikan minuman padanya. Dia menoleh ke arah Dolly yang masih berdiri di belakangnya.
"Dolly! Ambilkan anggur merah juga untuk John. Kami mau bersulang sebentar. Hitung-hitung pesta perpisahan sebelum aku ke luar negeri," pinta Nick. Dolly segera menuju meja bar menyusulku.
Aku dan Dolly bermaksud menuangkan botol anggur merah ke dalam dua gelas. Namun tiba-tiba Ijo, sang pelayan menyodorkan dua gelas lain yang telah berisi wisky kepadaku dan anggur merah kepada Dolly.
"Alena, katakan pada Nick kalau wisky ini untuknya! Dolly, kamu bawa anggur merah ini untuk John!" kata Ijo.
"Tidak, Jo! Nick minta anggur merah semua ...!" Â protesku.
"Ini sesuai rencana Alex. Jangan sampai tertukar!" kata Ijo berbisik di telingaku. Aku diam sebentar kemudian mengangguk.
"Benar, Jo! Kita turuti saja permintaan Nick," sela Dolly.
"Ee, kali ini tidak, Dolly. Mungkin Nick salah ngomong karena pengaruh alkohol," kata Ijo menyodorkan gelas anggur merah pada Dolly.
"Wisky ini minuman kesukaan Nick. Apa kamu telah lupa, Allena? Buat Nick terkesan padamu sebelum dia pergi supaya kamu mendapatkan lebih banyak bagian dari Nick sekembalinya nanti," lanjut Ijo.
Setelah itu Ijo memberikan gelas wisky dan memberi kode padaku. Aku mengerutkan dahi kemudian tersenyum dan mengangguk pada Ijo. Sementara Dolly tersenyum sinis melihat kelakuan Ijo.
Aku menerima gelas yang berisi wisky itu kemudian kubawa ke tempat Nick. Sementara Dolly menerima gelas yang berisi anggur merah dan segera menyusulku. Tapi tanpa kuduga sebelumnya, Dolly tiba-tiba merebut gelas wisky yang aku bawa dan menukarnya dengan gelas yang berisi anggur merah yang dibawanya.
"Aku tidak ingin kamu dapat bagian lebih banyak!" kata Dolly. Dia segera mendekati Nick.
Sementara aku hanya bisa tertegun tidak bisa mencegah kelakuan Dolly. Tapi syukurlah, minuman itu tidak tertukar. Wisky itu tetap untuk Nick. Dan anggur merah untuk John. Sesuai rencana Alex. Tapi tunggu dulu! Aku merasakan jantungku berdebar kencang saat melihat gelas yang berisi anggur merah ditanganku. Oh my God ...! Aku tidak mau ada korban dari tanganku.
Aku kemudian melihat Dolly menyodorkan gelas yang berisi wisky pada Nick. Dia menerimanya tapi sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak! Kali ini aku minta anggur merah, Allena," kata Nick dengan lembut.
"Aku bukan Allena, Nick. Aku Dolly. Ayolah ...! Kamu pasti telah mabuk. Bukankah wisky ini minuman kesukaanmu?" tanya Dolly.
"Hmm, kamu ..., baiklah," jawab Nick tersenyum sambil menerima gelas itu.
"Ee ..., kamu ... berikan gelas itu untuk John," lanjut Nick sambil menunjuk ke arahku.
Aku tertegun sejenak. Aku takut dan tak tega jika terjadi sesuatu pada John setelah minum anggur merah ini. Tapi bayangan kesenangan akan harta benda membuatku harus melupakan itu semua. Dengan sedikit gemetar aku segera menyodorkan gelas berisi anggur merah itu pada John. Tapi John tidak mau menerimanya.
"John ...! Sekali ini saja! Kita bersulang untuk perpisahan kita sejenak." Nick pun ikut membujuk John.
"Iy ... iya, John. Ayo, kita bersulang. Ti ... tidak baik bertengkar terus," kataku sedikit gugup.
Aku berusaha melawan perasaanku sendiri. Aku mendekati John dan mengusap lembut wajahnya. John menatap ke dua mataku.
"Tidak! Aku tidak butuh minumanmu, Allena! Yang aku mau, kau Nick, segera tinggalkan tempat ini! Dan jangan pernah kembali lagi!" perintah John sambil mengalihkan pandangannya pada Nick.
"Oh, tidak! Aku pasti akan kembali setelah urusan bisnisku selesai. Aku masih butuh mereka berempat," sahut Nick kemudian berjalan mendekati John.
"Terutama Allena ... jangan harap kau dapat memilikinya!" tambah Nick sambil menarik tanganku agar menjauhi John.
"Huh ...! Kita lihat saja nanti! Tinggalkan tempat ini sekarang juga, Nick!" perintah John lagi. Nick diam sejenak mendengar perintah itu.
"Hmm, baiklah aku akan segera pergi tapi ... turuti juga permintaanku," kata Nick.
Tanpa kuduga, tiba-tiba Nick menyahut gelas dari tanganku kemudian disodorkan pada John. Aku sungguh terkejut, namun sedikit dapat bernapas lega. Karena aku tidak jadi memberikan anggur merah itu pada John.
Karena pengaruh alkohol, aku melihat Nick  terhuyung ke depan hingga gelas yang berisi anggur merah yang dibawanya terdorong menyentuh dagu John. John dengan cepat mundur ke belakang tapi sebagian isi gelas itu tumpah mengenai bajunya. John terkejut dan tidak terima mendapat perlakuan itu hingga marahlah dia pada Nick.
"Kurang ajar kau, Nick!" teriaknya. John dengan cepat merebut gelas dari tangan Nick.
"Nih, kau minum sendiri anggur merahmu itu!" lanjut John sambil menyiramkan anggur merah itu ke arah Nick tepat mengenai mulutnya.
Aku terkejut melihat perlakuan John pada Nick. Tapi Nick malah tertawa-tawa sambil menjilati anggur merah yang menempel di bibirnya. Setelah itu John meletakkan gelas yang berisi sedikit sisa anggur merah itu di atas meja tamu. Dia segera keluar dari ruangan. Sementara Nick dengan santainya menghabiskan segelas wisky pemberian Dolly yang masih ada di tangannya.
[Bersambung] [klik di sini]
~Masbom~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H