"Berapa lama kamu akan pergi?" tanya Alexis.
Dari sudut mata aku melihat Alexis bergelayut manja di pundak kiri Nick.
Sementara itu Dolly dan Cindy yang duduk di sofa terpisah memperhatikannya dengan tatapan sinis.
"Mungkin satu atau dua minggu, Sayang," jawab Nick sambil melepaskan pelukannya.
Aku memperhatikan Nick yang segera berdiri kemudian berjalan mendatangi Cindy yang masih duduk di sofa. Nick merangkulnya dari belakang. Sebuah kecupan mendarat di pipi Cindy. Melihat itu, Dolly segera beranjak dari kursi sofanya. Dia berjalan mendekati pria playboy paruh baya itu sambil membawa segelas wisky. Diminumkannya wisky itu pada Nick sambil mengelus rambut hitamnya. Nick kemudian merengkuh tubuh Dolly dalam pelukannya.
Sepanjang malam hingga larut dini hari aroma anggur merah, wisky dan sedikit syahwat berpadu dengan hentakan-hentakan musik lawas rock'n roll memenuhi Rumah Atlanta. Rolling Stones dan Beatles memang menjadi kegemaran kami. Kami berpesta bergembira ria memperebutkan sang pria playboy tajir setengah baya itu. Hingga tak terasa malam semakin merangkak tinggi. Waktu pun mendekati pukul dua dini hari.
"Cukup untuk hari ini, Nick! Sudah hampir pukul dua," kataku pada Nick sambil melirik ke jam dinding.
"Aku akan pergi cukup lama. Aku ingin pesta ini sampai pagi," sahut Nick.
"Sebentar lagi John pasti datang. Malam ini aku tidak mau kamu ribut lagi dengan John," lanjutku.
Tak berselang lama aku melihat John benar-benar datang. Dia membuka pintu dengan kasar dan langsung menghampiri Nick.
"Nick ...!" panggil John.
"Huuhh! Kau lagi! Kurang kerjaan aja! Nggak tahu kesenangan orang!" gerutu Nick.