"Iya, tapi aku masih sakit hati padanya. Dan aku akan membalasnya!" jawab Alex.
"Aku tidak ingin ada korban."
"Tapi kamu nanti bisa menikmati semua kekayaan John ... bersamaku. Maukah kamu membantuku, Allena?"
Alex memintaku untuk membantunya dengan janji imbalan yang besar. Meski merasa tidak tega karena harus merelakan John, tapi aku menerima tawarannya. Aku pikir Alex boleh juga untuk masa depanku.
"Satu lagi, Allena. Berjanjilah padaku untuk tidak memberitahu imbalan ini pada siapapun. Termasuk pada Ijo. Karena dia hanya pelengkap rencanaku saja meski nanti aku akan minta bantuannya juga," kata Alex. Aku hanya tersenyum dan mengangguk.
Tak terasa hari telah menjelang malam. Ijo kemudian memberitahu kalau Nick telah datang dan disambut oleh ke tiga temanku. Aku segera berganti pakaian pesta kemudian keluar kamar meninggalkan Alex dan Ijo untuk menemui Nick.
***
"Allena ...!" teriak Nick ketika melihat aku.
"Mari kita berpesta. Besok aku tidak bisa mengunjungi kalian. Aku akan pergi ke Eropa untuk urusan bisnis," lanjut Nick sambil memberikan beberapa botol wisky, anggur merah, makanan serta satu slop rokok putih kesukaan aku dan teman-teman.
"Ijo ...! Siapkan meja!" teriak ke tiga temanku serentak sambil tertawa riang.
Ijo, tukang kebun merangkap pelayan di Rumah Atlanta segera menata botol-botol minuman wisky dan anggur merah serta beberapa gelas di meja bar. Dia kemudian meletakkan makanan ringan dan satu slop rokok putih di meja tamu serta menata kursi-kursi sofa. Semua telah siap di tempat pesta. Nick duduk di kursi bar dengan ke dua tangannya merangkul pinggangku dan Alexis yang berdiri di sampingnya.