"Anakmu itu ... sepertinya dapat melihat lelembut," kata Eyang saat itu.
"Alice ... maksud eyang?" tanyaku sambil menoleh ke arah Eyang. Beliau mengangguk dan ikut duduk bersama kami yang waktu itu sedang santai melihat acara televisi di ruang depan.Â
Aku pun menceritakan kejadian mistis lain yang pernah dialami Alice pada Eyang. Belum lama ini kami bermalam di rumah saudara dan tidur di kamar tengah. Kami dikejutkan dengan suara tangisan Alice yang tiba-tiba terbangun. Dia terlihat ketakutan.
"Darah ... darah, ada orang berdarah di sana!"
Alice mengatakan ada seseorang di balik jendela kamar itu. Seseorang yang hanya terlihat separuh badan itu berambut hitam panjang acak-acakan. Sepasang mata putih dengan sedikit bintik hitam di tengah terlihat menempel pada wajah seramnya. Kulitnya rusak mengelupas dan banyak darah keluar dari tubuhnya. Sesekali Alice melihat ke arah jendela tapi buru-buru dia menyembunyikan lagi wajahnya karena makhluk itu tetap ada di sana untuk beberapa saat lamanya.Â
"Kenapa tidak kamu gunakan seblak untuk mengusirnya?" tanya Eyang menyela ceritaku.
"Seblak kasur itu ...?"
"Iya, seblak itu ... sapu lidi untuk membersihkan seprei kasur. Benda itu dapat digunakan untuk mengusir lelembut."
"Benarkah? Aku malah tidak tahu."
"Tidak tahu ... atau kamu tidak percaya?" Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan Eyang.
Menurut penuturan Eyang, seblak sapu lidi dalam adat Jawa dipercaya untuk mengusir lelembut. Terutama lelembut yang mengganggu anak kecil. Sapu lidi itu biasa disebut juga dengan nama 'sodo gerang'.