Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Laki-Laki Bersayap

10 Maret 2019   13:41 Diperbarui: 10 Maret 2019   13:49 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seketika hujan pun berhenti. Aku segera berlari menuju perkampungan. Tapi perkampungan ini sepi. Di manakah orang-orangnya? Hanya kulihat beberapa saja, itu pun mereka tidak sedang membuat trompet. Dan bahan-bahan sisa untuk membuat trompet masih berserakan tidak terawat. Trompet-trompet usang yang masih tersisa pun tergantung di depan rumah-rumah mereka.

"Aku membutuhkan trompet baru. Masih adakah tersisa?" Tidak ada jawaban dari mereka. Hanya pandangan wajah tanpa ekspresi kearahku. Bahkan sebagian dari mereka menghindariku. Aku terus berjalan hingga masuk ke dalam perkampungan. Di sana Aku dapati orang-orang mondar-mandir sibuk dengan urusan dan pekerjaannya masing-masing tanpa seorang pun yang bekerja sebagai pembuat trompet.

Perjalananku sampai pada sebuah halaman rumah yang cukup luas. Aku berhenti di sana dan kulihat sebuah trompet tergantung di depan rumah tersebut. Trompet itu sama dengan trompet milikku yang Aku gantungkan di dada. Sama-sama usang.

"Di manakah para pembuat trompet? Aku butuh trompet baru. Adakah yang bisa membuatkannya untukku?" Tidak ada jawaban juga. Sekali lagi orang-orang itu hanya memandangiku sejenak tanpa ekspresi apa pun.

"Di manakah engkau wahai para pembuat trompet?" teriakku dengan lantang. Tiba-tiba pintu rumah itu terbuka dan keluarlah seorang tua dengan trompet di tangannya.

"Apakah engkau pembuat trompet itu wahai orang tua?" Aku bertanya sambil memperhatikan trompet baru di tangannya.

"Benar, anak muda. Tinggal aku dan beberapa orang saja yang masih tersisa di perkampungan ini."

"Di manakah yang lainnya?"

"Semenjak kepergian laki-laki itu, banyak diantara kami yang meninggalkan pekerjaan ini dan tidak suka meniup trompet. Karena tidak ada lagi yang bisa mengajari kami membuat dan meniup trompet semerdu suara trompet buatan laki-laki itu," jawab orang tua.

"Siapa laki-laki itu? Apakah dia laki-laki bersayap yang sedang aku cari? Dan ke manakah dia pergi?" Aku bertanya dalam hati.

Orang tua itu mempersilakan Aku masuk ke dalam. Beberapa orang sudah ada di dalam rumah. Dan kulihat banyak trompet-trompet baru yang telah dibuatnya bersama orang-orang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun