Perkenalan singkatnya dengan Putri benar-benar memberi kesan yang dalam. Remaja Sono yang belum pernah berurusan dengan masalah cinta seperti menemukan jodohnya.Â
Dewi Asmara yang bersemayam di hati Putri rupanya terlalu terburu-buru ingin menjodohkan mereka berdua yang masih bersekolah di tingkat lanjutan pertama itu.Â
Meskipun begitu Dewi Asmara mempunyai perhitungan sendiri sehingga tak segan untuk melepas panah asmaranya. Kini anak panah itu telah menusuk jantung hati Sono tepat di tengahnya.
Begitulah cinta, meskipun baru cinta monyet, dia akan menemukan jalannya sendiri. Sehingga Sono begitu berani memberikan salah satu gangsingannya dan berjanji akan mencari Putri di manapun dia berada.Â
Padahal dia sendiri belum tahu di mana rumah Putri. Dia lupa menanyakan hal itu atau memang cinta itu dapat membuat ceroboh bagi yang terkena panah asmaranya.
Dan bagi Tono pertemuannya dengan seorang anak genk akan membuat sebuah cerita panjang yang tidak akan mudah diakhiri. Sifatnya yang sabar dan penuh perhitungan memberikan intuisi untuk itu.Â
Ancaman yang diberikan anak genk tersebut membuat risau hatinya. Perkelahian itu memang tidak disengaja terjadi di antara mereka.Â
Tetapi ibarat genderang perang yang telah ditabuh, Sono dan Tono harus bersiap menghadapi anak-anak Genk Butterfly jika suatu saat bertemu di jalanan.
Kini Sono dan Tono disibukan dengan urusan sekolahnya masing-masing. Meskipun begitu sebagai dua orang sahabat mereka masih sering bertemu untuk latihan rutin ataupun sekedar bersepeda santai ke kota menikmati hari libur sekolah.
... bersambung ...
Solo.20.01.19