Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen Teka-Teki] Detektif Amatiran 2

26 September 2018   08:29 Diperbarui: 26 September 2018   15:29 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Semuanya ...? Apa maksudmu?"

"Ee ... tidak. Selesaikan saja tugasmu. Tunjuk salah satu diantara mereka. Dan masalah ini selesai."

Pemilik kontrakan menutup teleponnya tanpa menunggu kesanggupanku. Aku makin kebingungan bagaimana menyelesaikan masalah ini. Tidak mungkin Aku asal tunjuk tanpa alasan yang kuat di hadapan para polisi di sana. Bisa-bisa Aku masuk penjara karena tuduhan palsu. Aku kembali mendengar pembicaraan para siswa itu.

"Bagaimana kamu bisa mengambil kesimpulan dari soal ini?"

"Mudah saja. Dengan mengambil permisalan dan menegasikan kalimat yang lainnya, kita dapat menyelesaikan soal ini."

Kesimpulan dari permisalan dan negasi, apa maksudnya? Bukankah itu suatu teori? Aku bergegas menuju rumah kontrakan mewah untuk menyelesaikan kasus ini.

Sampai di sana polisi sudah bersiap membawa ke empat gadis sexy itu. Ups ... mereka semakin hot dan tampak liar dihadapanku. Pemandangan itu hampir saja membuyarkan konsentrasiku. Segera kuambil botol minumanku dan kuteguk untuk mendinginkan otakku.

"Untuk apa kamu datang? Apakah kamu akan mengorbankan salah satu temanku dengan teorimu, Detektif Amatiran?" kata Cindy menatapku tajam.

"Tidak! Aku akan menyelesaikan masalah ini ..."

Aku menyodorkan selembar kertas bertuliskan hasil interogasiku pada salah seorang polisi di sana.

Dolly : Alexis, dialah pembunuh pria itu.
Alexis : Cindylah pembunuhnya.
Allena : Aku tidak membunuhnya.
Cindy : Alexis telah berbohong padamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun