Semoga kau membacanya dengan segenap ingatan manis yang kau punya.
Selamat membaca!
******
Aku memang suka jalan-jalan. Namun aku tak selalu suka mengunjungi tempat yang sama berulangkali. Itu membosankan. Namun untukmu yang baru kukenal, aku melakukannya.
Kala itu, September hampir usai. Pagi sebuah hari Minggu dan orang-orang banyak ke Gereja. Sehari setelah kita berjumpa dalam tubuh pesawat, dalam penerbangan Denpasar-Labuan Bajo. Akhirnya aku benar-benar mengantarmu ke Danau Sano Nggoang, sebuah danau vulkanik yang ditempuh selama hampir dua jam setengah dari Labuan Bajo. Ini gara-gara tawaranku sehari sebelumnya, ketika kita terlibat dalam perbincangan hangat dalam pesawat. Sebuah tawaran dan ajakan yang mesti dilunasi. Tentu saja aku senang melakukannya. Aku tak tau mengapa. Yang aku tau dan rasa, sejak kita jumpa dalam pesawat, aku betah berbicara apa saja denganmu dan aku juga betah mendengarmu berbicara. Dan sebuah perjalanan jauh bersama, apalagi dengan sepeda motor, adalah kesempatanku untuk mengenalmu lebih jauh dan lebih dekat. Begitu pikirku.
Malam hari sebelumnya, setelah pulang makan, kau sempat bertanya, memastikan apakah aku benar-benar serius dengan tawaranku atau tidak.
Setelah turun dari motor dan sebelum masuk pintu rumah yang menjadi kantorku bekerja, kau bertanya,
“Oh ya, besok, bisa kan ke danau?”, tanyamu serius.
“Yah, tentu saja. Kita pagi-pagi besok. Takut hujan”, jawabku.
Kau mengangguk. Mungkin senang.
Aku mulai memikirkan perjalanan. Sebab jalanan ke Danau lumayan melelahkan. Ditambah lagi, Danau itu adalah jalanan menuju ke kampungku. Tentu aku sudah bosan melihatnya. Lagipula, baru kali ini aku ke Danau, mengantar seseorang, dan hanya untuk jalan-jalan.