tiba-tiba musim mengkristal rindu dendam
dalam detak-detik, dalam genggaman usia
mengombak suaramu jauh bergema
menggigilkan jemari, hati pada kenangan
bayang-bayang mengusut jejakmu, mendera kekinian
seberkas cahaya dari menara waktu
menembus tapisan untung malang nasibmu
di luar tiba-tiba angin, lalu gerimis berderai
dalam gaung kumandang bait demi bait puisi
Upacara XXXIII
jadi kau merasa payah sejatiku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!