Kedua, merajang kulit buah dan sayuran sisa.
Kulit buah dan sisa sayuran sebaiknya dirajang kemudian dicuci bersih.
Kedua, mencampur tiga bahan dengan rumus 1:3:10
Satu kilogram gula merah atau molase (tetes tebu), tiga kilo bahan organik yang terdiri dari kulit buah dan sayuran segar, dan sepuluh liter air.Â
Campurkan dulu gula merah (atau tetes tebu) dan air dalam wadah, kemudian aduk sampai merata. Lantas, campurkan air dan gula merah itu dengan bahan organik (sayur dan buah). Lantas, tutup rapat. Wadah bisa menggunakan bekas galon air mineral atau tong jika dalam skala besar.Â
Ketiga, memastikan sirkulasi gas selama tiga bulan
Ada beberapa versi penanganan gas fermentasi eco enzyme. Versi pertama, seperti yang diterapkan mentor kami Ibu Wahyuni, wadah eco enzyme dibuka setelah seminggu untuk membebaskan gas fermentasinya. Ketika membuka wadah itu, kita aduk lagi dengan tongkat kayu kecil.Â
Versi kedua, seperti yang kami usahakan, ialah membuka wadah sehari sekali untuk mencegah wadah "meledak". Bisa juga dengan sistem "botol air", yaitu dengan menaruh selang dari botol eco enzyme ke botol berisi air.
Fungsi dari selang penghubung itu ialah untuk menyalurkan gas fermentasi eco enzyme ke botol berisi air. Adapun air berfungsi mencegah masuknya materi tak diinginkan ke dalam botol eco enzyme.