Pertama, pelajari peluang pasar lokal
Sebelum memulai ternak lele, pelajari dahulu peluang pasar lokal. Lele bisa diolah menjadi aneka produk: mulai dari daging segar, filet, abon, bakso, sosis, dan burger (Rosmawaty dkk., 1999).Â
Kita juga bisa berkolaborasi dengan pengusaha kuliner lokal. Dulu keluarga kami juga membuka warung makan yang menyediakan olahan lele. Mama saya memasak mangut lele, lele balado, dan aneka olahan lain yang sangat digemari pelanggan warung makan kami.Â
Artinya, jika kita kreatif, ternak lele bisa kita padukan dengan usaha kuliner dan penganan berbasis lele. Keuntungan penjualan daging mentah lele menurut pengalaman ayah saya adalah sekitar 20 persen. Jika ditambah produk kuliner, tentu keuntungan akan bertambah.
Kedua, pelajari kiat beternak lele dari tutorial dan pengamatan langsung
Kita bisa dengan mudah mempelajari kiat beternak lele dari aneka tutorial video dan pustaka. Yang lebih penting lagi, pengamatan langsung dengan belajar beternak skala kecil dulu.Â
Ketiga, pelajari kiat mendapatkan modal usaha
Tergantung kuantitas dan lokasi, modal awal ternak lele relatif terjangkau semua kalangan. Asalkan memiliki sumber daya usaha dan SDM mumpuni, kita bisa mengajukan permohonan bantuan modal kepada perbankan setempat.
Menurut buku Budidaya Pembesaran Ikan Lele terbitan Bank Indonesia, sejumlah bank telah memberikan kredit budidaya ikan lele di Kabupaten Sleman. Pinjaman  berupa  kredit  investasi maupun kredit modal kerja. Contohnya, Bank  BRI menawarkan  skim  kredit melalui  Kupedes  dengan  plafon  maksimum  Rp50.000.000,- untuk  investasi  maupun  modal  kerja.
Dampak positif presidensi G20 bagi ekonomi dan keuangan Indonesia
Selain itu, Bank Indonesia dan aneka bank di Indonesia juga mendukung usaha ekonomi hijau sebagai wujud kiprah presidensi G20 Indonesia.Â