Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

5 Cara Melatih Mindfullness Pengusir Stres

28 Desember 2021   13:47 Diperbarui: 29 Desember 2021   13:34 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa itu mindfullness dan 5 cara melatih mindfullness pengusir stres - Pexels/Alexander Povdalny

Hutan, pantai, tepian sungai, atau bahkan taman kantor bisa jadi lokasi untuk melatih mindfullness dengan berjalan santai. 

Latihan ini mengajak kita untuk menyadari langkah kaki yang kita lakukan setapak demi setapak. Tak perlu berjalan cepat. Nikmati. Regangkan otor-otot tubuh Anda selama berjalan santai. 

Rasakan dan alami sensasi "menyatu" dengan alam dalam kesendirian. Jika ingin lebih intensif, luangkan waktu di akhir pekan untuk melakukan Shinrin-Yoku atau "mandi hutan".

Terapi Shinrin-Yoku ini dikembangkan di Jepang pada era 1980-an dan menjadi terapi preventif dan kuratif dalam tradisi kesehatan Negeri Sakura. 

Faktanya, setelah hanya 15 menit "mandi hutan" atau ber-shinrinyoku, tekanan darah turun, tingkat stres berkurang dan konsentrasi meningkat. Wow!

Caranya mudah, cari hutan atau taman hijau nan damai dan berjalan santai tanpa banyak memikirkan arah langkah kaki (tentu tetap berhati-hati agar tidak tersesat). 

Buka pancaindra Anda untuk merasakan kesegaran, kicau burung, kepakan sayap kupu-kupu, hijau daun, dan segala sensasi alam hijau.

Keempat, menyadari dan "menamai" pikiran dan perasaan saat ini

Sembari melakukan aneka latihan di atas, kita diajak untuk menyadari dan "menamai" pikiran dan perasaan kita saat ini. 

Ada berbagai alasan mengapa latihan menyadari dan memberi label (labelling) perasaan kita ini sangat sulit. Kita mungkin terbiasa didik dalam budaya yang menekan aneka perasaan emosional manusiawi. Juga aturan hukum melarang kita untuk meluapkan perasaan (marah) kita secara spontan. 

Akhirnya, aneka emosi kuat itu terpendam dalam diri dan bisa meledak jika tidak kita kelola. Sebenarnya, emosi-emosi kuat itu tetap ada dalam diri kita dan kadang muncul dalam rupa pikiran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun