Sepakbola mengandaikan semangat sportivitas, namun sayangnya tidak semua pihak di dunia sepakbola sungguh sportif. Kecurangan dan skandal telah, sedang, dan akan menodai sportivitas dalam sepakbola dunia.Â
Terbaru, undian babak 16 besar Liga Champions Eropa mengundang kontroversi. UEFA mengulang undian yang semula mempertemukan MU dengan PSG, sebuah laga yang bisa dibilang big match terlalu dini yang mempertemukan Ronaldo dengan Messi. MU akhirnya dijodohkan dengan Atletico Madrid.Â
Sebelum dipilih untuk menjadi lawan PSG, United bahkan tidak dimasukkan dalam pot yang berisi calon lawan Atletico Madrid. Aneh sekali, bukan? Â Baca selengkapnya di Kompas.
Dugaan kuat dan bukti digital kecurangan UEFA dalam undian kompetisi Eropa
Sejatinya ada dugaan kuat dan bukti digital kecurangan UEFA dalam undian Liga Champions Eropa sejak beberapa waktu lalu. UEFA diduga kuat telah mengatur sedemikian rupa sehingga undian mempertemukan tim-tim sesuai skenario yang menguntungkan UEFA dan pihak tertentu.Â
Pada tahun 2013, mantan wasit Turki, Ahmet Cakar secara sensasional mengklaim bahwa UEFA menggunakan bola getar untuk memastikan klub-klub besar dipisahkan hingga tahap akhir kompetisi Eropa.
Berbicara di saluran televisi Turki Beyaz TV, dia mengatakan getaran memungkinkan mereka yang melakukan pengundian untuk mengetahui dengan tepat kapan harus mengambil setiap bola undian sesuai skenario rekayasa yang diinginkan pimpinan UEFA.
Ahmet menuduh UEFA telah memanipulasi undian untuk Liga Champions dan Liga Europa. Dia curiga setelah mengetahui bahwa dalam undian babak 16 besar Liga Champions pada Desember 2012, undian ketika persiapan acara identik dengan undian yang sebenarnya pada hari berikutnya (undian resmi pada hari H).
Pada 2016 mantan presiden FIFA Sepp Blatter mengatakan kepada surat kabar Argentina La Nacion bahwa kompetisi Eropa telah direkayasa. Meskipun Blatter tidak merinci kompetisi mana yang direkayasa, dia mengatakan bahwa dia telah melihat praktik di mana bola undian sebagian telah didinginkan dalam kulkas.
Sepp Blatter mengatakan, bola undian telah dimasukkan ke dalam freezer sebelum pengundian agar orang yang mengambil bola itu mengetahui apakah bola itu panas atau dingin.Â
Yang paling telak adalah bukti digital pengaturan undian semifinal kompetisi antarklub Eropa pada musim 2017/18. AS Roma telah lebih dulu mengiklankan tiket untuk pertandingan Roma vs Liverpool sekitar 24 jam sebelum pengundian dilakukan.
Pengguna Twitter PrestwichBlue waktu itu menulis: "Jadi AS Roma tahu sejak kemarin bahwa timnya akan bermain melawan Liverpool saat mereka mengiklankan tiket di situs web mereka."Â
Situs AS Roma segera menghapus iklan tawaran via email blast itu, namun jejak digitalnya sudah direkam warganet. Sila lihat di sini.Â
Dugaan undian rekayasa dengan bola panas dan dingin
Jauh sebelum saya menelusuri jejak-jejak dugaan kecurangan UEFA dalam undian kompetisi Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa, saya sudah sejak lama mengamati kejanggalan kala tim-tim unggulan jarang bertemu terlalu dini di babak 16 besar, 8 besar, dan bahkan semifinal kompetisi Eropa.Â
Kemungkinan semua sudah direkayasa agar pertandingan babak-babak sebelum final adalah pertandingan yang tetap bisa menarik pengiklan, stasiun tv, serta penonton.Â
Ternyata dugaan saya tidak meleset karena ada juga video YouTube yang mengindikasikan kecurangan dengan penggunaan bola panas dan dingin dalam undian.Â
Silakan tonton dengan cermat video ini:
Pada tahun 2016, legenda Brasil Roberto Carlos ditugaskan untuk memilih tim yang ditempatkan di pot empat babak grup Liga Champions.
Dia terlihat mengambil bola undian, memegangnya selama beberapa detik, sebelum memasukkannya kembali dan mengambil bola undian yang lain. Mungkinkah yang dia pegang pertama adalah bola dingin sehingga ia harus menggantinya dengan bola panas (atau sebaliknya?)
Di tengah kritik bahwa UEFA menggunakan bola panas dan dingin untuk menentukan tim mana yang harus dipertemukan dalam pertandingan besar, Giorgio Marchetti, direktur kompetisi UEFA, menyebut kritik ini 'lelucon'.Â
Marchetti  menegaskan, tidak mungkin UEFA meminta para pemain pengundi bola berbuat curang. Demikian pula Zinedine Zidane tidak menganggap tuduhan itu serius.Â
Saya pribadi menyerahkan penilaian akhir pada Anda selaku pembaca.Â
Jangankan undian kompetisi Eropa, penentuan tuan rumah Piala Dunia 2022 saja sangat kontroversial. Bagaimana mungkin menunjuk Qatar, negara dengan panas ekstrem untuk menjadi tuan rumah. Sampai-sampai, ada wacana menggeser jadwal liga-liga Eropa untuk mengakomodasi Piala Dunia Qatar 2022.Â
Ah, sudahlah. Jangan lupa, pembangunan aneka stadion di Qatar juga telah memakan korban jiwa dan merampas hak-hak tenaga kerja asing. Sampai sini, semoga kita paham mengapa Wikipedia menyediakan artikel khusus "2022 FIFA World Cup Controversies".
Jika mau bersih-bersih korupsi, sepertinya FIFA tahu dari kantor mana seharusnya dimulai. Salam sportif antikorupsi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H