Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Genting Tanah Liat Bisa Bahaya Saat Gempa, Saatnya Beralih ke Atap Ringan dan "Teletubbies"

28 Juni 2021   17:43 Diperbarui: 29 Juni 2021   07:40 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret tampak depan rumah dome-dokpri

Menyadari bahaya atap genting tanah liat kala terjadi gempa kuat, keluarga saya beralih ke atap baja ringan. Rumah "baru" kami (saat ini sudah tua juga) yang dibangun setelah gempa Jogja 2006 menggunakan atap baja ringan.

Waktu itu ayah saya yang mencetuskan gagasan rumah beratap baja ringan yang lebih aman saat gempat terjadi. Memang benar, biaya pemasangan dan biaya pembelian atap baja ringan lebih mahal dibanding atap genting tanah liat. 

Dilansir sebuah situs, biaya pemasangan atap baja ringan untuk rumah tipe 36 adalah Rp 24 juta (harga perkiraan tahun 2020). Silakan mencari informasi sendiri di aneka situs bahan bangunan dan atau bertanya pada para ahli bangunan.

Keuntungan rumah baja ringan adalah tahan gempa karena struktur atap berbeban ringan, tidak mudah tersulut api, dan material bisa tahan lama dan tidak mudah kusam. 

Kerugian rumah beratap baja ringan adalah harga yang relatif mahal, atap menyerap panas, ukuran sudah ditentukan pabrik (tidak bisa sembarangan custom), dan mungkin juga belum mudah didapatkan di seluruh daerah. 

Silakan Anda mempertimbangkan beralih ke rumah beratap lebih ringan. Tidak harus atap baja ringan karena sejatinya rumah tradisional beratap ijuk dan bertulang atap bambu yang diikat dengan baik pun tahan gempa. 

Selain itu, rumah beratap genting tanah liat pun bisa relatif aman jika dibangun sesuai kaidah rumah tahan gempa. Salam edukasi bencana. Artikel ini tidak disponsori perusahaan mana pun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun