Ketidakadilan industri olah raga pada hati nurani dan iman atlet
Dalam beberapa kejadian, terjadi ketidakadilan industri olah raga pada hari nurani dan iman atlet olah raga. Para pemain profesional seringkali menghadapi dilema ketika "dipaksa" oleh keadaan untuk tampil dalam seragam atau suasana yang tak sesuai nurani dan iman mereka.Â
Memang benar, para pemain itu tidak diharuskan mengonsumsi produk tak halal. Akan tetapi, tetap saja mereka ini ditempatkan dalam situasi tidak nyaman karena "harus ikut mendukung" sponsor produk-produk yang bertentangan dengan suara hati nurani dan iman para atlet.Â
Demi menghormati hak-hak asasi atlet, semestinya para atlet mendapat juga hak untuk memilih sponsor apa yang ingin mereka dukung sesuai suara hati dan iman mereka. Sayangnya, sepengetahuan penulis, hingga kini aturan yang dipersonalisasi itu belum menjadi praktik umum.Â
Simpati kita untuk para atlet yang sering harus menghadapi dilema antara mengikuti suara hati dan mengikuti aturan kontrak sponsor. Pada akhirnya, harus kita akui dan sayangkan bahwa industri olah raga secara umum belum melindungi hak-hak asasi beragama para pemain. Utamanya, hak untuk memilih sponsor sesuai ajaran agama yang mereka anut.Â
Menurut hemat saya, aksi Paul Pogba menyingkirkan botol minuman dari pabrik bir harus ditafsirkan lebih dari sekadar ikut-ikutan Ronaldo.Â
Pogba sedang menyuarakan kegelisahan hatinya sebagai seorang pemain profesional tetapi juga insan beriman yang berhak memilih sponsor sesuai keyakinan dan suara hati.Â
Salam persaudaraan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI