Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cintaku dan Cinta Lusia

28 Mei 2021   16:30 Diperbarui: 28 Mei 2021   16:40 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cintaku dan Cinta Lusia | Photo by Mayur Gala on Unsplash

Tibalah hari penahbisan yang kunanti-nanti. Ekaristi tahbisan berjalan lancar. Seusai ekaristi, aku dan rekan imam baru berjajar di samping kapel untuk bersalaman dengan para tamu undangan. Hampir semua kerabat, guru, dan sahabat yang kuundang datang, juga Thomas dan Frans yang jauh-jauh datang dari luar Jawa. Tanganku mulai lelah karena terus menerus menjabat tangan seribuan orang yang datang silih-berganti.

Akhirnya tersisa beberapa tamu saja di barisan terakhir. “Pastor Yohan, masih ingat saya, kan?” suara lembut itu menyapaku. Suara seorang wanita yang tak asing bagiku. “Lusi...Lusia?”, jawabku terbata-bata. “Benar, Pastor. Saya Lusia. Doa saya agar Pastor setia dan bahagia dalam imamat.” Aku mendadak kehilangan kata-kata. Aku tertegun memandang Lusia yang kini tampak anggun mengenakan pakaian biarawatinya.

Cintaku dan cinta Lusia telah menyublim menjadi satu cinta untuk Sang Cinta.

 -TAMAT-

Kisah fiktif belaka. Pernah dimuat di sebuah majalah. Dipersembahkan untuk para pejuang cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun