Teknologi ini disebut deepfake. Â Deepfake memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memanipulasi atau menghasilkan konten visual dan audio dengan potensi tinggi untuk menipu.Â
Inilah alasan mengapa beberapa insan enggan memiliki akun media sosial yang rawan diretas dan disalahgunakan.Â
Kedamaian tanpa media sosial
Lepas dari risiko mengalami tindak kejahatan berbasis daring, ada pula sebagian orang yang merasa bahwa hidupnya lebih damai tanpa media sosial. Para pesohor dan pribadi yang atraktif pun merindukan kedamaian hidup.Â
Pilihan untuk hidup damai tanpa media sosial atau sesedikit mungkin menggunakannya memang sangat beralasan. Ada Gangguan Kecemasan Media Sosial  atau Social Media Anxiety Disorder (SMAD) yang dapat menyebabkan depresi kronis.
Menurut psikolog klinis Seema Hingorrany, SMAD dimulai ketika seseorang secara obsesif terhubung ke internet dan suasana hati serta pikirannya bergantung pada tanggapan yang mereka dapatkan dari dunia maya.Â
Aku menarik dan cantik, aku tak punya media sosial
Kecantikan dan ketampanan kerap kali dihubungkan dengan kemudahan dalam hidup seseorang. Orang berpenampilan menarik kiranya lebih mudah menerima pekerjaan tertentu.
Akan tetapi, ketika menyangkut penggunaan media sosial, rupanya pesona diri bisa menjadi masalah. Sebagian insan yang atraktif merasa bisa mengelola dinamika medsos yang bisa sangat berdampak negatif.