Mengapa ada subjudul "Nyanyian Pinggir Kali"? Ini karena Romo Mangun menjadi arsitek yang sukses menata perkampungan kumuh di pinggir Kali Code Yogyakarta dengan pendekatan humanis-ramah lingkungan.Â
Berkat karya arsitekturnya bagi orang miskin ini, Romo Mangun mendapat penghargaan The Aga Khan Award (1992) dan  The Ruth and Ralph Erskine Fellowship (1995).
Kisah hidup Romo Mangun akan dapat kita simak dengan menonton "Sang Manyar", film biopik pertama tentang pejuang kemanusiaan ini.
Kedua, ini film tokoh nasional kontemporer yang langka
Sangat jarang ada film sejarah tokoh nasional yang kurang lebih kontemporer atau sezaman dengan pemirsanya. Romo Mangun wafat Februari 1999 atau sekitar 2o tahun lalu. Belum lama untuk ukuran tokoh yang lantas dibuat film tentangnya.
Kiranya film ini akan juga menampilkan sosok Romo Mangun sebagai pemerhati pendidikan kaum sederhana. Beliau adalah pencetus Dinamika Edukasi Dasar yang mengajak siswa menjadi subjek dalam pendidikan.Â
Sekolah yang beliau dirikan masih menyintas zaman: Sekolah Mangunan di Yogyakarta. Di sekolah Mangunan ini, siswa diajak rajin bertanya dan tekun meneliti. Inilah impian Romo Mangun, alumnus Teknik Arsitektur, ITB, Bandung (1959) dan Rheinisch Westfaelische Technische Hochschule, Aachen, Jerman (1960-1966).
Ketiga, ini film untuk semua kalangan dan gratis!
Tokoh utamanya memang seorang pastor, tetapi "Sang Manyar" ini adalah film untuk semua kalangan. Sudah begitu, gratis pula! Iya, cukup bermodal internet, kita akan bisa menyaksikan film menarik ini.
Menurut rencana, film Sang Manyar ini akan ditayangkan di YouTube. Sponsornya adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jadi, film pejuang rakyat ini dibiayai dari pajak rakyat. Rugi kan jika tidak menikmati film ini?Â