Baru-baru ini saya menulis artikel ulasan potensi bahaya letusan gunung Merapi. Ketika artikel itu ditayangkan dan dikomentari seorang rekan komunitas kompasianer Jogjakarta (K-Jog), saya baru tersadar bahwa kompasianer adalah aset dan pemengaruh (influencer) lokal.
Seandainya terjadi bencana alam di wilayah tertentu, (komunitas) kompasianer bisa menjadi aset berharga bagi banyak pihak yang ingin berbuat kebaikan.Â
Di luar situasi bencana, kompasianer juga sangat berperan sebagai aset dan pemengaruh lokal. Saya masih ingat betul tulisan rekan Hendra Wardana yang berjudul "Bagaimana Jika Artikelmu di Kompasiana Memakan "Korban" dan "Berdampak Buruk"?"Â
Tulisan itu antara lain memuat bagaimana dampak kritik yang disampaikan di Kompasiana bisa menjadi pemantik perbaikan layanan publik dan swasta di daerah.
Saya kutip paragraf menarik anggitan Hendra Wardhana ini: "Setiap kali menulis blog, entah itu berupa berita, laporan, cerita perjalanan, atau sekadar opini, tujuannya saya hanya satu, yakni menghadirkan kebaikan. Kalaupun isinya tentang kejadian kurang baik, semangat yang melatari penulisannya tetap bertumpu pada keinginan untuk mendorong perbaikan."
Saya dan Anda kiranya sangat sepakat dengan pendapat di atas. Kiranya kita juga perlu menyepakati (kembali) fitrah kita sebagai kompasianer. Kita adalah aset dan juga pemengaruh lokal (dan nasional, bahkan mondial) melalui tulisan-tulisan yang kita tayangkan di Kompasiana.
Pertanyaan untuk kita renungkan: selama ini tulisan-tulisan kita apakah sudah juga mencerminkan kepedulian sebagai warga yang baik?Â
Jika kita membuka mata hati kita, ada banyak persoalan di lingkungan sekitar yang bisa kita angkat dalam tulisan.
Mungkin kita tidak punya solusi. Akan tetapi, dengan meliput permasalahan atau gejala itu dan menayangkannya di Kompasiana, siapa tahu akan ada gagasan solutif yang muncul. Siapa tahu lembaga terkait akhirnya menanggapi tulisan kita dengan aksi nyata.
Mari kita menulis dan mengapresiasi reportase warga rekan-rekan kompasianer.Â
Syukurlah, setakat ini ulasan tema lokal masih kita temukan di Kompasiana. Ada juga cukup banyak ulasan tokoh-tokoh inspiratif dari daerah. Merekalah pahlawan-pahlawan lokal yang perlu diviralkan. Terus terang, inilah salah satu alasan saya dan Anda membaca dan menulis di Kompasiana.Â