Ada alat sederhana untuk melihat tren yang sedang diikuti pembaca atau warganet Indonesia setiap harinya. Tanpa bermaksud mendukung promosi peramban tertentu, saya sajikan pengamatan dari Google Trends Indonesia tanggal 12/11/2020 dini hari WIB.
Tren berita yang laris dibaca adalah tentang Stray Kids, Portugal, True Beauty Drama, JKT48, dan Agnez Mo.
Tidak ada satu pun berita daerah yang jadi tren. Bahkan berita dari cabang daerah sebuah jaringan berita ternama Indonesia justru menampilkan tren kekoreaan. Suatu ironi.
Kompasianer lawan jakartasentrisme media arus utama
Di Kompasiana, para penulis yang disebut kompasianer masih cukup giat menulis reportase warga yang melawan jakartasentrisme media arus utama Indonesia.
Rekan kita Maria Ayu, belum lama ini menulis artikel bertajuk "Peran Jurnalisme Warga Kompasiana sebagai Wadah Opini Isu Lokal" (sila klik). Maria Ayu mengadakan wawancara dengan sejumlah kompasianer yang dikenal sebagai penulis reportase warga.
Berdasarkan jumlah artikel dalam bulan September 2020, Maria Ayu menyajikan data jumlah artikel bertema lokal dibanding total artikel sebagai berikut:
Marahalim Siagian  7 dari 18 artikel, Felix Tani 2 dari 26 artikel, I Ketut Suweca 6 dari 27, Fauji Yamin 4 dari 10 artikel, Neno Anderias Salukh 2 dari 7, Reba Lomeh (Guido) 8 dari 16, Gregorius Nyaming 5 dari 7.Â
Catatan saya, pengamatan ini akan menjadi lebih akurat jika sampel diperbanyak. Akan tetapi, penelitian sederhana rekan Maria Ayu membuktikan, sebagian kompasianer masih cukup setia menulis reportase isu lokal.
Di luar nama-nama yang telah disebutkan di atas, tentu ada banyak nama kompasianer lain yang sesekali atau cukup rutin mengulas isu lokal. Bukan hanya soal politik lokal, namun juga kuliner, adat, dan peristiwa aktual di penjuru tanah air. Juga lewat karya fiksi bercorak lokal.
Kompasianer sebagai aset dan pemengaruh lokal