Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dear Kompasiana, Bocah Lincah dari "Rahim" Seorang Pria

22 Oktober 2020   10:16 Diperbarui: 22 Oktober 2020   10:27 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petrus Kanisius Ojong - kompas.com

Dear Kompasiana, engkau sebuah genesis langka: 

tentang bocah lincah yang lahir dari "rahim" seorang pria budiman:

lelaki berasma Auw Jong Peng Koen

insan rendah hati dari Bukittinggi: oh, alangkah indahnya!

lelaki itu pencerna pustaka puspaneka

dari "rahimnya" lahir aneka mutiara: Intisari, Kompas, dan tentunya...

engkau, si bocah lincah bernama Kompasiana!

*

Dear Kompasiana, engkau sebuah kisah yang ganjil adanya:

bermula dari wadah nulis para juru warta berita

mekar jadi rumah warga jelata menyuara nuraninya

sambil kadang bercanda ria seolah hutang tak punya

*

Dear Kompasiana, engkau dahulu sebuah tajuk buku Petrus Kanisius Ojong

esei jurnalistik tentang berbagai masalah yang banyak diomong

Buku Kompasiana karya PK Ojong - myveromemo.blogspot.com
Buku Kompasiana karya PK Ojong - myveromemo.blogspot.com
kini kau tlah menjelma jadi rumah ramah

bagi insan perangkai aksara indah...dan bubrah

*

Dear Kompasiana, engkau kisah cinta yang putus-sambung

Entah berapa lelaki dan perempuan telah bergabung

Saling sapa meski tak pernah jumpa langsung

Ada pula yang salah panggil nona jadi "Bung!"

dok Kompasiana
dok Kompasiana
*

Dear Kompasiana, engkau bocah lincah yang tak pernah menua

dua belas tahun usia masihlah terlalu pagi untuk padamnya cinta bernyala:

ikut mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa

menjalin persaudaraan antara insan-insan beraneka

*

Ah, Kompasiana, engkaulah kekasih idaman tiap insan:

tua-muda, kurus-buncit, gondrong-gundul, garang-baperan;

orang kota betah singgah di hatimu, wong ndeso pun jadi kerasan

nah, kalau yang baca puisi mbeling ini sampai lupa makan dan mantan:

mungkin dia wong edan.

***

Selamat ultah, dear Kompasiana. Wi lop yu pul sampai mantul-mantul. R.B.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun