Dear Kompasiana, engkau sebuah genesis langka:Â
tentang bocah lincah yang lahir dari "rahim" seorang pria budiman:
lelaki berasma Auw Jong Peng Koen
insan rendah hati dari Bukittinggi: oh, alangkah indahnya!
lelaki itu pencerna pustaka puspaneka
dari "rahimnya" lahir aneka mutiara: Intisari, Kompas, dan tentunya...
engkau, si bocah lincah bernama Kompasiana!
*
Dear Kompasiana, engkau sebuah kisah yang ganjil adanya:
bermula dari wadah nulis para juru warta berita
mekar jadi rumah warga jelata menyuara nuraninya
sambil kadang bercanda ria seolah hutang tak punya
*
Dear Kompasiana, engkau dahulu sebuah tajuk buku Petrus Kanisius Ojong
esei jurnalistik tentang berbagai masalah yang banyak diomong
bagi insan perangkai aksara indah...dan bubrah
*
Dear Kompasiana, engkau kisah cinta yang putus-sambung
Entah berapa lelaki dan perempuan telah bergabung
Saling sapa meski tak pernah jumpa langsung
Ada pula yang salah panggil nona jadi "Bung!"
Dear Kompasiana, engkau bocah lincah yang tak pernah menua
dua belas tahun usia masihlah terlalu pagi untuk padamnya cinta bernyala:
ikut mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa
menjalin persaudaraan antara insan-insan beraneka
*
Ah, Kompasiana, engkaulah kekasih idaman tiap insan:
tua-muda, kurus-buncit, gondrong-gundul, garang-baperan;
orang kota betah singgah di hatimu, wong ndeso pun jadi kerasan
nah, kalau yang baca puisi mbeling ini sampai lupa makan dan mantan:
mungkin dia wong edan.
***
Selamat ultah, dear Kompasiana. Wi lop yu pul sampai mantul-mantul. R.B.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H