Dear Kompasiana, engkau sebuah genesis langka:Â
tentang bocah lincah yang lahir dari "rahim" seorang pria budiman:
lelaki berasma Auw Jong Peng Koen
insan rendah hati dari Bukittinggi: oh, alangkah indahnya!
lelaki itu pencerna pustaka puspaneka
dari "rahimnya" lahir aneka mutiara: Intisari, Kompas, dan tentunya...
engkau, si bocah lincah bernama Kompasiana!
*
Dear Kompasiana, engkau sebuah kisah yang ganjil adanya:
bermula dari wadah nulis para juru warta berita
mekar jadi rumah warga jelata menyuara nuraninya
sambil kadang bercanda ria seolah hutang tak punya
*
Dear Kompasiana, engkau dahulu sebuah tajuk buku Petrus Kanisius Ojong
esei jurnalistik tentang berbagai masalah yang banyak diomong
![Buku Kompasiana karya PK Ojong - myveromemo.blogspot.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/22/p-20180401-134736-5f908b4d8ede48727919d9e3.jpg?t=o&v=770)
bagi insan perangkai aksara indah...dan bubrah
*
Dear Kompasiana, engkau kisah cinta yang putus-sambung
Entah berapa lelaki dan perempuan telah bergabung
Saling sapa meski tak pernah jumpa langsung
Ada pula yang salah panggil nona jadi "Bung!"
![dok Kompasiana](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/22/img-4751-jpg-1505068748-5f908ba4d541df625767f642.jpg?t=o&v=770)
Dear Kompasiana, engkau bocah lincah yang tak pernah menua
dua belas tahun usia masihlah terlalu pagi untuk padamnya cinta bernyala:
ikut mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa
menjalin persaudaraan antara insan-insan beraneka
*
Ah, Kompasiana, engkaulah kekasih idaman tiap insan:
tua-muda, kurus-buncit, gondrong-gundul, garang-baperan;
orang kota betah singgah di hatimu, wong ndeso pun jadi kerasan
nah, kalau yang baca puisi mbeling ini sampai lupa makan dan mantan:
mungkin dia wong edan.
***
Selamat ultah, dear Kompasiana. Wi lop yu pul sampai mantul-mantul. R.B.