Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini 5 Fakta Unik Beato Carlo Acutis, Teladan Kesucian di Zaman Internet

11 Oktober 2020   05:33 Diperbarui: 2 Juni 2021   15:36 11153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beato Carlo Acutis - perugiatoday.it

Pada tahun 2006, Carlo Acutis tiba-tiba sakit leukemia fulminan. Penyakit itulah yang membuatnya wafat pada 12 Oktober 2006, hanya tiga hari setelah ia dinyatakan menderita penyakit itu. 

Sebelum wafat, Carlo tidak bersedih. Ia telah mempersembahkan penderitaannya kepada Tuhan. Kepada seorang dokter yang bertanya apakah dia menderita, dia menjawab sambil tersenyum, 

"Ada orang yang lebih menderita daripada saya".

Ia dimakamkan sesuai keinginannya di pemakaman kota Assisi di mana ia disemayamkan sampai dipindahkan ke Sanctuary of the Spoliation, di kota yang sama, sejak 6 April 2019.

Baca juga: Kisah Carlo Acutis, Anak Muda Zaman Now dengan Jenazah Utuh

Jenazah Carlo Acutis - viagginews.com
Jenazah Carlo Acutis - viagginews.com
Baru-baru ini, makamnya dibuka dan jenazahnya "relatif utuh" setelah 14 tahun dimakamkan. Otoritas Gereja Katolik setempat menegaskan bahwa wajah Carlo Acutis telah mengalami perawatan konservatif demi mendukung penghormatan pada (calon) beato itu. Wajahnya ditutup dengan masker silikon.

Adapun organ dalam (lazimnya jantung) “telah dipindahkan dan sekarang akan menjadi objek relikui, seperti yang lazim dilakukan dalam lingkup Gereja Katolik. Secara khusus, jantung Carlo akan dipamerkan pada 10 Oktober di Basilika selama upacara beatifikasi," ujar Antonia Salzano , mama Carlo Acutis kepada media.

Sementara itu, Uskup Assisi, Mgr. Domenico Sorrentino mengatakan, “Hari ini kita… telah melihat Carlo lagi dalam tubuh fananya. Jenazah yang telah mengalami, dalam tahun-tahun penguburan di Assisi, proses pembusukan yang normal, yang merupakan warisan kondisi manusia setelah dosa dihapuskan oleh Tuhan, sumber kehidupan. Tetapi tubuh fana ini kita percaya akan dibangkitkan. ”

Tubuh sang (calon) beato ketika makamnya dibuka masih utuh dengan organ-organnya, tetapi wajahnya telah direkonstruksi, kata rektor Sanctuary of Spoliation di Assisi kepada EWTN.

Dengan demikian, berita ini meluruskan pemberitaan kurang utuh sejumlah media dan unggahan medsos yang mengatakan bahwa tubuh Carlo Acutis seratus persen incorruptible atau seratus persen utuh.

Pada hemat saya, keutuhan tubuh bukanlah yang terpenting dalam melihat kesucian seseorang. Memang, sejumlah orang kudus Gereja Katolik memiliki tubuh utuh setelah ratusan tahun dimakamkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun