Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini 5 Fakta Unik Beato Carlo Acutis, Teladan Kesucian di Zaman Internet

11 Oktober 2020   05:33 Diperbarui: 2 Juni 2021   15:36 11153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beato Carlo Acutis - perugiatoday.it

Mama Carlo melukiskan betapa besarnya minat Carlo cilik pada teknologi informatika. "Pada usia 6 tahun, dia bermain peran sebagai ilmuwan komputer. Pada usia 10 tahun, dia membaca buku teknik komputer yang kami beli di Politecnico. Dia sudah mulai menggunakan Photoshop, InDesign, dan membuat kartun 3D."

Ketika berusia sebelas tahun, Carlo Acutis sudah terlibat dalam membuat situs gereja parokinya di Milan. Carlo bukan hanya mahir bahasa ngeblog, tapi juga bahasa pemrograman komputer.

Carlo lantas merancang pameran mukjizat Ekaristi di dunia secara online (daring). Ia bekerjasama dengan Yayasan Paus San Clemente I . Pameran ini diselenggarakan di paroki yang memintanya. 

HIngga kini, pameran ini telah diselenggarakan di lima benua. Di Amerika Serikat saja, pameran daring ini telah ditampilkan di hampir 10.000 gereja paroki. Juga, ditampilkan di beberapa tempat peziarahan Bunda Maria, seperti Fátima (Portugal), Lourdes (Perancis) dan Guadalupe (Meksiko). 

Singkat kata, Carlo Acutis menggunakan internet untuk kebaikan. 

Ketiga, cinta orang miskin

Carlo remaja sangat peduli orang kecil dan miskin. Di sore hari, ia rela membantu asisten rumah tangganya menyetrika baju. Tujuannya, agar sang asisten bisa kembali ke rumah lebih cepat untuk berkumpul bersama keluarga.

Carlo akrab dengan sejumlah gelandangan di Milan. Dia membawakan mereka makanan dan kantong tidur. Karya amal kasih ini dia kerjakan meski ia sudah lelah bersekolah sampai pukul 14 di Lyceum Klasik Leo XIII yang dikelola para Yesuit. 

Carlo sangat peduli pada kaum miskin dan terpinggirkan. Seperti yang diceritakan ibunya, pada usia 10 tahun dia sudah jadi relawan pemerhati para tunawisma dan imigran.

Ia juga peka terhadap penyandang cacat. Carlo membela teman-teman yang mengalami perundungan atau bullying di sekolahnya. 

Keempat, sakit leukemia pada usia 15 tahun namun tak sedih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun