Pengalaman saya membuktikan, keterbacaan makin tinggi kala artikel kita rajin dibagikan. Juga melalui grup aplikasi perpesanan semacam WhatsApp dan Telegram.Â
Sebuah perusahaan konon mewajibkan semua karyawan grup usahanya untuk hanya membeli minuman ringan produksi grup itu.Â
Nah, bukankah Kompasiana adalah bagian dari grup Kompas Gramedia? Berapa ribu karyawan KKG yang bisa dijaring sebagai pembaca artikel Kompasiana? Belum lagi keluarga karyawan KKG.
Yang saya bayangkan, Kompasiana sejatinya sangat bisa meningkatkan keterbacaan tulisan di Kompasiana, terutama hasil reportase warga, dengan menggandeng sumber daya KKG.
Yang saya harapkan, jika saja KKG membuat kampanye "Ayo, Baca Kompasiana!" dan mengirimkan artikel terpilih kepada (seluruh) penggawa dan karyawan KKG melalui senarai surel (mailing list) atau grup medsos/WA/Telegram, tidak akan ada lagi kisah tragis sebuah artikel bagus yang hanya dibaca sedikit sekali orang.
Lanjutkan pula blogshop tentang cara mempercantik dan mempromosikan konten. Aktifkan komunitas-komunitas yang telah ada sebagai wadah penambah semangat menulis dan jumlah tayangan. Dorong kompasianer untuk terus berjejaring.
Maafkan aku, Kompasiana, jika aku mengusikmu. Aku memang lancang. Akan tetapi, sebenarnya aku sayang.Â
Rekan-rekan, silakan curhat di kolom komentar. Semoga surat cinta ini jadi surat cinta kita, bukan saya saja, untuk Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H