Saran saya, kirimkanlah artikel sesuai rata-rata panjang artikel yang sudah dimuat di rubrik (bahasa) Kompas. Jangan terlalu pendek atau panjang.Â
2) Pelajari pustaka dan tren dengan saksama
Meskipun bukan ahli bahasa, warga biasa seperti saya (dan Anda) pun bisa menulis artikel berbobot. Caranya adalah dengan mempelajari pustaka terkait topik secara saksama. Juga dengan mengasah pengamatan akan tren kebahasaan.
Sumber penulisan tersedia secara gratis di belantara internet. Hanya saja, perlu keahlian untuk mengolahnya. Kita sebagai penulis warga pun perlu mengasah kemampuan kita dalam berbahasa asing agar mampu memahami pustaka rujukan.
3) Sajikan artikel bernas
Tidak mungkin Kompas dan koran lain menyajikan artikel yang panjang dan bertele-tele. Tidak ada ruang! Karena itu, kemas gagasan dalam artikel bernas, padat, informatif, dan memuat kebaruan.Â
4) Adakan swasunting
Tugas penulis belum usai ketika artikel selesai diketik. Lakukan swasunting. Baca berkali-kali untuk memperbaiki kekeliruan. Jangan sampai ada saltik (salah ketik) yang mengganggu.Â
5) Meminta masukan dari rekan
Sebaiknya kita meminta masukan dari rekan-rekan agar naskah kita makin baik. Umpama, saya meminta pendapat rekan yang bisa berbahasa Ambon untuk mempercantik artikel pertama saya.Â
Seorang penulis perlu menjadi insan yang rendah hati. Ia harus selalu belajar meningkatkan kemampuan diri. Ia tak malu bertanya agar tak tersesat di rimba raya.