Ini 6 Kiat "Penulis Biasa Saja" Menulis Artikel Bahasa di Kompas

Bahasa Indonesia indah dan unik. Sebagian (besar) kosakatanya berasal dari aneka bahasa asing dan daerah. Bahasa Indonesia menyerap kata-kata serapan dari bahasa Sanskerta, Pali, Hindi, Tamil, Persia, Arab, Cina, Portugis, Belanda, Jepang, Inggris, Tagalog, dan sebagainya.

Bermodal nekat, saya tulis artikel bertajuk "Boneka (Bukan) dari India". Artikel ini pada intinya mengetengahkan kata-kata serapan dari bahasa Portugis. Saya sangat bahagia ketika mengetahui bahwa anggitan saya dimuat di rubrik bahasa Kompas.id.

tangkapan layar kompas.id - dokpri

Bagi pelanggan Kompas digital, artikel lengkap dapat Anda akses di utas kompas.id ini. 

Pada hemat saya, Kompas cetak, khususnya rubrik bahasa, sangat terbuka menerima artikel karya warga biasa. Tentu saja, artikel bermutu yang memenuhi kriteria redaksi.  

Bagaimana Kiat agar Naskah Dimuat Kompas?

Setelah artikel pertama tayang di Kompas, saya semakin bersemangat mengulas tema-tema kebahasaan sesuai sudut pandang warga biasa. Saya bersyukur pada Tuhan. Kompas memuat sejumlah tulisan sederhana saya.

Artikel kedua saya bertajuk "Kucing dan Pus". Dapat dibaca pelanggan Kompas digital di utas ini.

tangkapan layar kompas.id - dokpri

Artikel ketiga berjudul "Galuh dan Ratna". Simak di sini.

tangkapan layar kompas.id - dokpri

Apa saja kiat agar artikel kita dimuat di rubrik bahasa Kompas? Pada hemat saya, ada 6 kiat yang patut kita upayakan:

1) Cermati panjang artikel 

Pengamatan saya, panjang artikel bahasa Kompas sekitar 3.170-3.340 karakter dengan spasi (character with space). Sila gunakan fitur penghitung karakter untuk memeriksa panjang artikel Anda.