Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kiprah Suster Laurentina, Sang

23 Agustus 2020   09:15 Diperbarui: 6 Mei 2024   13:50 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, iming-iming gaji besar dan kerja enak. Alih-alih mendapat gaji besar, sebagian pekerja migran justru dipaksa bekerja secara tidak manusiawi, bahkan sampai meninggal dunia.

"Saya dan rekan-rekan melawan janji palsu sindikat ini dengan mengadakan edukasi kepada kaum muda, baik yang tergabung dalam kelompok keagamaan maupun kelompok pemuda desa. Kami selalu katakan: Jangan mudah percaya pada janji-janji manis sindikat itu," ujar Suster Laurentina.

Tim pendampingan pekerja migran juga mendorong warga agar memiliki usaha produktif untuk meningkatkan perekonomian.

Pengalaman Mencari Keluarga Pekerja Migran

Suster Laurentina mengatakan bahwa beberapa jenazah tiba tanpa disertai alamat tujuan yang jelas. Karena itu, tim kargo perlu menggali informasi agar jenazah bisa tiba di kampung asal. Untungnya, nama pribadi warga NTT umumnya menunjukkan daerah atau kampung asalnya. Ditilik dari nama jenazah, "tim kargo" dapat melacak asal kampung para pekerja migran.

Bersama keluarga pekerja migran - dok Sr Laurentina PI
Bersama keluarga pekerja migran - dok Sr Laurentina PI
Sebelum jenazah itu dijemput atau diantar ke keluarga, suster mendoakan jenazah di bandara. Baik dalam mengantar jenazah maupun dalam mengadakan sosialisasi ke pelosok NTT, Suster Laurentina dan tim tak jarang harus menempuh perjalanan yang melelahkan.

Medan berat mesti ditempuh tim kargo untuk mencapai kampung-kampung seantero NTT. Meski demikian, Suster Laurentina tak lantas menyerah. Ia tetap bersemangat menjalankan pelayanan dalam upaya antiperdagangan manusia yang telah ia geluti sejak 2012 hingga sekarang. 

Demi melayani - dok Sr Laurentina PI
Demi melayani - dok Sr Laurentina PI
Awalnya, ia terlibat dalam pendampingan korban human trafficking di shelter Bambu Apus Kemensos sekaligus aktif sebagai relawan Sahabat Insan Jakarta (2015-2018). Pada 2016, Suster Laurentina dipercaya menjadi koordinator koalisi antiperdagangan manusia NTT. Tahun berikutnya, ia menjadi koordinator tim pelayanan kargo hingga kini.

Di tingkat nasional, Suster Laurentina menjadi penggawa dalam Badan Pengurus Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran Perantau Konferensi Waligereja Indonesia (KKPPMP-KWI) 2018-2021.

Suster Laurentina PI rupanya berulang tahun pada 23 Agustus, hari ini. Beliau adalah juga penulis di Kompasiana dengan akun ini. Sila klik untuk menyapa beliau di kolom komentar artikel-artikel beliau. Kita doakan beliau agar selalu sehat dan dilindungi Tuhan Yang Maha Esa. Maju terus karya pelayanan tim kargo dan juga para suster kongregasi Penyelenggaraan Ilahi (PI) atau Divina Providencia. Salam.

Pojok baca: 1, 2, 3 . Sila bagikan artikel ini jika dipandang bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun