Justru kisah wisata ke luar negeri atau ke tujuan wisata (yang jarang bisa dikunjungi kebanyakan orang) dapat menjadi sumber wawasan bagi pembaca umum.
Pembaca umum tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menikmati keindahan tujuan wisata yang sedang diulas. Selain itu, biasanya ada kisah unik yang dibagikan sehingga kisah wisata menjadi lebih kaya.
Jika penyuka belanja bisa menghemat dengan belanja jendela (window shopping), penyuka wisata bisa juga menghemat dengan wisata jendela melalui tulisan.Â
Di Kompasiana ini, kita beruntung memiliki kanal gaya hidup dan wisata. Banyak penulis handal dengan suka cita membagikan kisah sukses dan kisah wisata. Beberapa penulis yang (pernah) berdomisili di luar negeri juga dengan gembira membagikan pengalaman mereka di negeri orang.
Menulis sebagai Upaya Memotivasi
Melalui kisah sukses dan kisah pengalaman wisata (di luar negeri), para penulis secara tersurat maupun tersirat memotivasi pembaca untuk melihat kehidupan secara lebih luas.
Jika saat ini kita masih terpuruk, bukan berarti hidup kita selamanya buruk. Keberhasilan akan kita tuai seizin Tuhan kala kita bekerja dengan hati penuh kejujuran.
Jika saat ini kita merasa hanya tahu lingkungan sekitar kita, bukan berarti selamanya kita hanya tahu yang itu-itu saja. Artikel wisata membawa kita melanglang buana. Membuka jendela-jendela wawasan akan manusia dan dunia.Â
Kepada adik-adik saya yang belum sempat ke luar negeri, saya dengan bangga mengisahkan keindahan sejumlah negara yang sempat saya kunjungi atas perkenan Tuhan. Tentu saja, bukan untuk pamer, melainkan untuk memotivasi.
"Bekerja keraslah. Menabunglah. Belajarlah dengan baik agar dapat beasiswa ke luar negeri," demikian sekelumit nasihat saya.
Kepada para penulis pemula, tak segan saya menulis panduan menembus rubrik bahasa Kompas dan artikel utama Kompasiana. Tentu bukan untuk sombong, tetapi untuk memberi dorongan semangat.
Jika saya yang biasa-biasa saja bisa meraih kesuksesan kecil itu, apalagi Anda!Â