Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bisakah Tasbihmu dan Rosarioku Bersatu?

26 Juni 2020   06:42 Diperbarui: 26 Juni 2020   07:03 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta beda agama. Sumber: manado.tribunnews.com

Ini bukan puisi indah yang ingin engkau baca

sambil nyeruput kahwa di kala senja

Ini bukan kisah Cinderella

gadis sahaja yang dicinta pangeran kaya

*

Ini kisah cinta dua insan berbeda keyakinan:

bisakah tasbihmu dan rosarioku dipersatukan?

butir-butir jibmalamu dan rosarioku telah kenyang

menerima hangatnya jemarimu dan jemariku bersembahyang

*

Dalam hening malam air mataku dan air matamu tercurah

mencinta insan sesama makhluk Allah apakah salah?

sering aku bertanya pada rembulan:

jika sulit disatukan, mengapakah harus ada pertemuan?

*

Duhai kekasih hati, bisakah memutar waktu kembali

untuk mengubah apa yang tak bisa diubah:

engkau menyebutnya takdir Allah,

aku menyebutnya Penyelenggaraan Ilahi yang tak pernah salah

*

Bukan mustahil tasbih dan rosario seatap

Namun kita mafhum akan jalan terjal menuju akrab

Seperti kata bundamu dan mamaku:

"Yang seiman saja bisa goyah, 

yang tak seiman apa tak makin parah?"

*

Aku dan dirimu tak sedang menggugat ayat

Kita sama-sama mencari selamat

dunia akhirat:

kepada Sang Cinta lah kisah kasih kita tertambat

*

Duhai Sang Cinta, maafkan sahaya berdua

makhluk fana yang Engkau buat dengan cinta

kini mengadu ke haribaan dan altar

dengan tasbih dan rosario mawar:

bukti satunya cinta kami yang akbar

pojokhati, Juni 2020

R.B. 

Untuk siapa pun yang mengalami dilema yang -antara lain- hadir sebagai "konsekuensi" hidup di negeri bhineka. 

Puisi ini adalah fiksi belaka dan tidak bermaksud membahas tuntunan masing-masing agama pada umatnya. Salam persaudaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun