Tumbuhan yang dijumpai memang bisa beraneka ragam, namun salah satu pohon yang mencolok pemandangan adalah cemara. Menurut laman rimbakita, tumbuhan suku cemara-cemaraan mencakup sekitar 70 jenis spesies. Sebagian besar tumbuh di belahan bumi selatan, termasuk Indo-Malaysia, Australia dan Kepulauan Pasifik.
Memang benar, sebagian jenis cemara berasal dari belahan bumi utara dan menjadi simbol tumbuhan yang selalu hijau sehingga mendapat tempat istimewa di hati orang Eropa yang mengalami empat musim. Cemara menjadi simbol keabadian.Â
Banyak spesies cemara dari Eropa ini cocok juga ditanam di daerah tropis seperti di Indonesia.Â
Beberapa jenis cemara yang akrab dengan kita adalah cemara kipas (Thuja Occidentalis) dari Eropa; cemara Norfolk (Araucaria Heterophylla) dari pulau Norfolk, Samudera Pasifik; cemara udang (Casuarina equisetifolia linn) asli Indonesia dan mudah dijumpai di pesisir Sumenep dan Madura; cemara angin (Casuarina junghuhniana) yang mudah dijumpai di seluruh Indonesia.
Seorang guru yang cerdik akan menggunakan lagu Naik ke Puncak Gunung ini sebagai pengantar untuk memperkenalkan jenis-jenis cemara dan fauna hutan sembari menanamkan cinta pada alam.
Apa Salah dan Dosa Lagu "Balonku" dan "Naik ke Puncak Gunung"?
"Balonku" dan "Naik ke Puncak Gunung" adalah lagu-lagu yang umum sifatnya dan sangat bermanfaat dalam pendidikan anak-anak Indonesia dari segala kalangan.Â
Ditinjau dari maksud pengarang lagu, jelas sekali kedua lagu ditujukan untuk menanamkan pengetahuan bermanfaat bagi anak-anak, bukan maksud terselubung lainnya.Â
Ditilik dari lirik, kedua lagu mengajarkan aneka hal bermanfaat, mulai dari pengetahuan umum sampai kecintaan pada alam ciptaan Tuhan YME.
Satu-satunya "kesalahan" atau "dosa" lagu-lagu itu adalah bahwa lagu-lagu anak legendaris itu seolah sulit tergantikan oleh lagu-lagu anak karya pencipta lagu masa kini.Â
Tentu ini bukan mengecilkan peran pencipta lagu anak-anak masa kini. Justru saya mengajak para pencipta lagu untuk berusaha menciptakan lagu-lagu anak yang mudah diingat dan mengesan (catchy) di hati anak sekaligus memuat pendidikan luhur, seperti lagu "Balonku" dan "Naik ke Puncak Gunung".