Misalnya, seorang blogger yang penasaran ingin menulis tips dunia teknologi bisa saja menulis tips memilih ponsel berdasarkan pengamatan pribadi dan wawancara dengan beberapa pengguna ponsel yang paham soal ponsel.Â
Pada hemat saya, seorang penulis justru akan makin berkembang jika ia terbuka memelajari hal-hal baru secara umum. Jadi, tidak ada salahnya menulis di bidang lain di luar yang kita kuasai. Justru kita akan terpacu untuk mencari tahu bidang-bidang baru yang memperkaya wawasan kita.
Kuncinya adalah menulis secara umum, namun dengan sentuhan personal. Ambil sudut pandang tertentu yang Anda kuasai untuk mengulas tema baru. Kaitkan dengan pengalaman hidup Anda atau orang yang Anda kenal. Beri komentar masuk akal sesuai pendapat Anda.
Misalnya, seorang ibu rumah tangga yang juga blogger ingin mengulas topik ekonomi. Tidak usah membaca pustaka tentang ilmu ekonomi yang rumit, cukup menulis dengan beranjak dari pengalaman sehari-hari. Tulisan bisa saja bertajuk "tips belanja hemat sayur dan buah lokal di pasar tradisional."Â
Kedua, sediakan waktu untuk mengumpulkan dan mempelajari bahan tulisan
Jangan dikira, menulis itu sederhana. Asal menulis memang mudah, namun menulis dengan hati itu menuntut dedikasi, mas bro dan mbak sis!
Tulisan yang bermakna dan berguna menuntut waktu dan perhatian dalam mengumpulkan dan mempelajari bahan penulisan.Â
Rumusnya, "Semakin sulit dan baru tema itu bagi Anda, makin banyak waktu untuk mengumpulkan dan mempelajari bahan tulisan". Sepanjang tema masih terjangkau potensi diri dan alokasi waktu, boleh saja menulis di luar bidang keilmuan yang kita kuasai.Â
Mengumpulkan bahan tulisan bisa berarti: membaca, mewawancarai narasumber, mengamati langsung, dan merancang kerangka tulisan.Â
Ketiga, meminta pendapat orang yang lebih paham
Jika masih ada keraguan akan mutu tulisan soal topik di luar bidang keahlian kita, sebaiknya kita meminta pendapat orang yang lebih paham bidang tersebut. Bisa juga meminta sahabat, kerabat atau pendidik untuk membaca draf naskah kita.Â