Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

5 Tips Menulis di Luar Bidang Keahlian Tanpa Jadi Bahan Tertawaan

24 Juni 2020   05:48 Diperbarui: 24 Juni 2020   05:56 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bahan tertawaan. Sumber: pexels.com

Hobi menulis memang menantang orang untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam merangkai kata dan baris. Paling mudah adalah menulis sesuai keahlian kita, namun sering kita juga terpaksa oleh keadaan atau merasa tertantang untuk menulis di luar bidang keahlian kita.

Sebenarnya, menulis di luar bidang keahlian ini sering dialami banyak orang yang bekerja di luar bidang ilmunya. Menulis di luar bidang keahlian juga bisa terjadi ketika seorang bekerja sebagai penulis atau memiliki hobi menulis. 

Seorang blogger purnawaktu maupun paruh waktu juga bisa berhadapan dengan situasi serupa. Tangan gatal ingin menulis topik menarik, namun ia tahu bidang itu belum ia kuasai. Bisa jadi, ada tawaran menulis iklan perusahaan yang bergerak di bidang yang asing baginya.

Sejatinya, tidak ada larangan untuk menulis di luar bidang keahlian kita. Justru aneh jika ada orang yang membatasi kreativitas orang lain untuk mengeksplorasi bidang-bidang kehidupan yang ingin ia tulis. 

Yang penting, tulisan di luar bidang keahlian itu tidak jadi hoaks, tidak merugikan orang, dan tidak jadi bahan tertawaan. 

Berikut 5 tips menulis di luar bidang keahlian tanpa jadi bahan tertawaan:

Pertama, ukur potensi diri dan tingkat kesulitan topik baru

Kunci utama dalam menulis di luar bidang keahlian tanpa jadi bahan tertawaan orang adalah kejujuran mengukur potensi diri dan tingkat kesulitan topik baru. 

Rumusnya adalah "Semakin rinci, rumit, dan mendalam suatu tema, semakin tinggi tuntutan keahlian dan usaha yang harus kita keluarkan untuk menulis tentangnya."

Misalnya, saya yang bukan seorang berilmu farmasi harus jujur mengatakan tidak sanggup ketika diminta menulis kandungan fitofarmaka jamur tertentu yang belum banyak diteliti. 

Jika tema yang disodorkan atau tema yang ingin kita tulis itu masih terjangkau oleh potensi diri dan tergolong masih bisa kita ulas, boleh saja menulis tentangnya. 

Misalnya, seorang blogger yang penasaran ingin menulis tips dunia teknologi bisa saja menulis tips memilih ponsel berdasarkan pengamatan pribadi dan wawancara dengan beberapa pengguna ponsel yang paham soal ponsel. 

Pada hemat saya, seorang penulis justru akan makin berkembang jika ia terbuka memelajari hal-hal baru secara umum. Jadi, tidak ada salahnya menulis di bidang lain di luar yang kita kuasai. Justru kita akan terpacu untuk mencari tahu bidang-bidang baru yang memperkaya wawasan kita.

Kuncinya adalah menulis secara umum, namun dengan sentuhan personal. Ambil sudut pandang tertentu yang Anda kuasai untuk mengulas tema baru. Kaitkan dengan pengalaman hidup Anda atau orang yang Anda kenal. Beri komentar masuk akal sesuai pendapat Anda.

Misalnya, seorang ibu rumah tangga yang juga blogger ingin mengulas topik ekonomi. Tidak usah membaca pustaka tentang ilmu ekonomi yang rumit, cukup menulis dengan beranjak dari pengalaman sehari-hari. Tulisan bisa saja bertajuk "tips belanja hemat sayur dan buah lokal di pasar tradisional." 

Kedua, sediakan waktu untuk mengumpulkan dan mempelajari bahan tulisan

Jangan dikira, menulis itu sederhana. Asal menulis memang mudah, namun menulis dengan hati itu menuntut dedikasi, mas bro dan mbak sis!

Tulisan yang bermakna dan berguna menuntut waktu dan perhatian dalam mengumpulkan dan mempelajari bahan penulisan. 

Rumusnya, "Semakin sulit dan baru tema itu bagi Anda, makin banyak waktu untuk mengumpulkan dan mempelajari bahan tulisan". Sepanjang tema masih terjangkau potensi diri dan alokasi waktu, boleh saja menulis di luar bidang keilmuan yang kita kuasai. 

Mengumpulkan bahan tulisan bisa berarti: membaca, mewawancarai narasumber, mengamati langsung, dan merancang kerangka tulisan. 

Ketiga, meminta pendapat orang yang lebih paham

Jika masih ada keraguan akan mutu tulisan soal topik di luar bidang keahlian kita, sebaiknya kita meminta pendapat orang yang lebih paham bidang tersebut. Bisa juga meminta sahabat, kerabat atau pendidik untuk membaca draf naskah kita. 

Sering terjadi, penulis (pemula) merasa tulisannya jelek sehingga ragu menerbitkan atau mengunggahnya, padahal sebenarnya orang lain melihat ada hal-hal baik dalam tulisan itu. 

Juga dalam menulis artikel di luar bidang ilmu kita, kita patut bercermin dulu dengan bertanya pada orang lain. "Tulisanku ini masuk akal, nggak sih menurut kalian? Apa yang perlu aku perbaiki?" demikian pertanyaan yang bisa kita ajukan.

Keempat, mencantumkan rujukan tepercaya

Baik tulisan di bidang yang Anda kuasai atau bukan, tulisan yang baik kiranya perlu mencantumkan rujukan tepercaya sebagai bukti pendukung kesahihan tulisan. 

Lebih-lebih, jika Anda menulis di luar bidang keilmuan Anda, menuliskan rujukan tepercaya adalah suatu prosedur yang wajar. Siapa ahli atau narasumber yang Anda kutip pendapatnya? Mana saja rujukan ke koran, artikel ilmiah, buku, video, dan sumber penulisan Anda?

Kelima, menuliskan disclaimer

Apa arti disclaimer? Disclaimer secara umum berarti sanggahan atau pernyataan peringatan. 

Menurut laman psikolif.com, disclaimer adalah penolakan atas kerugian dan kurang akuratnya informasi yang diterima pembaca tulisan kita. Misalnya saja, saya menulis tentang manfaat daun jambu biji untuk mengobati diare. Tulisan itu saya tulis berdasarkan pengalaman nyata saya meminum rebusan daun jambu biji untuk mengatasi diare.

Meskipun tulisan saya itu benar, yakni bahwa rebusan daun jambu biji bisa mengobati diare yang saya alami, saya menulis disclaimer demikian pada akhir artikel:

"Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi. Saya bukan ahli kesehatan. Tidak semua orang mengalami diare yang sama dan tidak semua orang cocok menggunakan resep ini. Sila konsultasi pada dokter."

Dengan demikian, pembaca dibantu untuk menyadari bahwa tulisan itu bukan tulisan seorang ahli sehingga tanggung jawab menerapkan isi tulisan itu berada pada diri pembaca, bukan penulis. Penulis sudah melakukan kewajiban moral untuk memperingatkan pembaca melalui disclaimer yang ia tulis.

Disclaimer juga bisa disusul dengan pernyataan penutup berikut: "Sila berikan saran dan komentar kepada penulis."

Salam literasi. Sila bagikan tulisan ini bila dipandang baik. Penulis bukan siapa-siapa, hanya suka berbagi sedikit wawasan. Jika Anda sukses menerapkan 5 tips ini, jangan lupa ya traktirannya:) 

Tips lain: Tips Jitu 50 Artikel Perdana ; Tips Nulis Artikel dan Feature.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun