Dalam penampilan publik perdana sebagai jubir Gugus Tugas Covid-19, dokter Reisa menyampaikan sejumlah pesan cantik untuk kita semua. Pertama-tama, dokter Reisa memaparkan kerja keras pemerintah dalam melacak penyebaran covid-19 dengan mengadakan pemeriksaan spesimen.Â
Gugus Tugas Nasional kini memusatkan perkhatian pada sejumlah provinsi dengan tingkat penyebaran pandemi yang tinggi.Â
Dokter Reisa mewartakan kabar yang cukup menggembirakan. Angka kesembuhan pasien corona di Indonesia mencapai 30 persen. Selain itu, ada kerja sama yang baik antara lebih dari 30 ribu tenaga medis dan ribuan sukarelawan medis maupun non-medis.Â
Dokter Reisa mengajak kita untuk beradaptasi dengan gaya hidup yang lebih sehat. Kita perlu lebih berdisiplin menjaga kesehatan diri dan orang lain di sekitar kita. Ini penting guna mencegah munculnya gelombang kedua penularan covid-19 di negeri kita.
"Jangan kalah dengan pandemi. Mari memulai kebiasaan baru sejak sekarang. Mulai dari diri sendiri, di rumah, rumah ibadah, pertokoan, transportasi umum, dan tempat publik lainnya," ajak dokter Reisa.Â
Ia menegaskan, perjuangan kita melawan covid-19 belum usai. Kita perlu tetap mencuci tangan dengan sabun; menghindari menyentuh mata, hidung, mulut dengan tangan yang tidak bersih; mengenakan masker; menghindari kerumunan, dan sebagainya.
"Saatnya jadi pahlawan. Tundukkan covid-19 dengan kebiasaan baru!" serunya dengan nada tegas sekaligus memesona. Suatu kombinasi yang cocok untuk meluluhkan kekerasan hati sebagian warga Indonesia yang masih saja masa bodoh akan bahaya corona.
Kita patut mengapresiasi kehadiran dokter Reisa guna memperkuat sinergi Gugus Tugas Covid-19 dengan para pemangku kepentingan dan warga masyarakat luas.
Banyak warga(net) memberikan kesan positif dan ucapan selamat bekerja pada dokter Reisa yang telah berpengalaman menjadi penyampai warta edukasi kesehatan bagi publik.Â
Jika sebelumnya warga masih belum paham, kiranya kini warga akan lebih paham setelah menyimak pesan-pesan cantik yang disampaikan dokter Reisa. Awas, jangan salah fokus saat menonton siaran pers dokter Reisa. Terpesona boleh, namun jangan lupa terapkan nasihat baik yang ia sampaikan.Â