Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memori Hari Buruh: Jadi Tukang Sapu Ganteng di Pabrik Karung

1 Mei 2020   05:33 Diperbarui: 1 Mei 2020   05:36 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esok harinya, kami yang saat itu sedang ganteng-gantengnya berbaur dengan para buruh dalam bus. Sesampai di pabrik, kami menemui Pak Bejo. Sebut saja begitu. Ia adalah kepala tim kebersihan pabrik karung itu. Usianya sekitar 45 tahun. Sawo matang cenderung gelap. 

Dengan ramah ia menyambut kami. Pak Bejo memperkenalkan kami pada para bawahannya. "Nanti Mas-Mas ini ikut saja bantu para bapak ini, ya. Kalau capek ya ambil nafas dulu," kata Pak Bejo.

Kami mengangguk sambil tersenyum-senyum. Pak Bejo lantas membagi sapu lidi dan aneka perkakas lain. Juga seragam kerja yang sudah lusuh. Ya, namanya juga buruh.

Dilirik Ibu-Ibu

Sebagian waktu kami lewatkan dengan membersihkan area sekitar pabrik. Akan tetapi, bukan berarti kami tidak bisa ngobrol dengan para buruh yang bekerja di dalam pabrik.

Saat menyapu dekat tembok kawat, ibu-ibu yang sedang bekerja melirik kami. "Mas-Mas'e, ganteng-ganteng kok mburuh," celetuk seorang ibu. 

Kami tertawa. "Prihatin dulu, Bu. Yang penting dapat pengalaman," jawab seorang teman.

Seorang ibu bertanya, "Mas-Mas'e kok bisa dapat magang sini? Ikut orang dalam, ya? Hayo, ngaku!"

Kami bingung bagaimana harus menjawabnya. "Nggak kenal siapa-siapa kok Bu."

Para buruh membawa sendiri bekal penganan ringan. Biasanya mereka membawa air minum untuk menghilangkan dahaga. Di satu ruangan pabrik, sekitar tiga ratusan buruh bekerja membuat karung. Panas. 

Pabrik menyediakan makan siang sederhana. Jam makan siang diatur bergantian agar mesin-mesin tetap bisa bekerja tanpa henti.  Pak Bejo mengantar kami ke ruang makan, melewati dapur yang saat itu dipenuhi mbak-mbak juru masak. Ada juga yang manis, lho... Gula maksudnya:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun