Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tingginya Jumlah (Kematian) Pasien Korona Jakarta "Dijelaskan" Riset Polusi Udara Harvard

16 April 2020   05:13 Diperbarui: 16 April 2020   05:37 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar-dokpri Bobby

Kesimpulan studi ini adalah bahwa peningkatan kecil dalam paparan jangka panjang PM2.5 mengarah ke peningkatan besar dalam tingkat kematian akibat COVID-19.  

Hasil studi menggarisbawahi pentingnya melanjutkan penegakan peraturan polusi udara yang ada untuk melindungi kesehatan manusia baik selama dan setelah krisis COVID-19. 

Apa itu PM 2,5?

Untuk memahami makna penelitian di atas, kita perlu memahami lebih dahulu apa itu PM 2,5. Laman resmi Departement of Health New York mendefinisikan PM 2,5 sebagai "particle matter" atau partikel yang lebarnya dua setengah mikron atau kurang. 

1 cm sepadan dengan 1.000 mikron. Lebar partikel terbesar dalam ukuran PM2.5 adalah sekitar tiga puluh kali lebih kecil dari rambut manusia. 

Simbol resmi PM 2,5 adalah PM-2.5. 

Sementara itu, sumber PM-2.5 ada beragam: polusi partikel yang ada di semua jenis pembakaran, termasuk gas buang kendaraan bermotor, pembangkit listrik, pembakaran kayu di perapian rumah tangga, kebakaran hutan, pembakaran untuk membuka ladang pertanian dan beberapa proses industri. 

Partikel PM-2.5 hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan sebagian besar partikel yang lebih kecil dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan potensi masalah kesehatan yang serius.

Partikel dalam kisaran ukuran PM2.5 dapat menyebabkan efek kesehatan jangka pendek seperti iritasi mata, hidung, tenggorokan dan paru-paru, batuk, bersin, pilek, dan sesak napas. Paparan partikel halus juga dapat mempengaruhi fungsi paru-paru dan memperburuk kondisi medis seperti asma dan penyakit jantung.

Tingginya angka (kematian) pasien korona DKI Jakarta

Menurut pantauan situs corona.jakarta.id sampai 15 April 2020, jumlah pasien positif korona nasional adalah sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun