3. Kurang dapat mengembangkan bakat
Demi mendapat nilai ulangan dan ujian yang baik, waktu saya selama sekolah di SMP favorit banyak tersita oleh kegiatan belajar saja. Badan sudah lelah karena belajar. Bakat-bakat seni dan olah raga tidak banyak berkembang. Waktu untuk menikmati masa remaja yang ceria dan penuh eksplorasi menjadi amat sempit bagi saya.
Akhir Indah Satu Kisah yang Tak Selalu Indah
Keluarga saya mungkin tidak pernah tahu apa yang saya rasakan sebagai remaja muda yang harus mengalami situasi sulit sebagai siswa sekolah favorit. Yang keluarga saya rasakan adalah rasa bangga karena saya siswa sekolah favorit. Hiks, kok tetiba saya sedih ya mengenang masa itu...
Oh ya. Selama bersekolah di SMP favorit itu, saya tidak ikut bimbingan belajar ekstra secara privat. Berbeda dengan beberapa teman saya yang keluarganya lebih mampu secara ekonomi sehingga bisa membayar bimbel privat.
Persiapan Ujian Akhir Nasional SMP praktis saya lakukan mandiri, tanpa ikut les, tanpa guru privat. Syukurlah, nilai akhir UAN SMP yang saya dapatkan juga tidak mengecewakan. Bahkan ada rasa bangga karena nilai saya lebih baik dari beberapa teman yang ikut bimbingan belajar atau les privat. Ya, anak dari keluarga biasa ini rupanya bisa juga lulus dari SMP favorit, dengan segala suka-dukanya.
Wahai Orang Tua
Wahai orang tua, jadi murid sekolah favorit itu tak selalu indah. Ini pengalaman saya pribadi. Nah, kadang orang tua kurang menyadari bahwa anak mereka bebani dengan beban berat saat masuk sekolah favorit.
Saran saya, orang tua perlu mendiskusikan rencana mendaftarkan anak ke sekolah favorit dengan anak. Yang jadi murid sekolah favorit adalah anak Anda, bukan Anda.
Setidaknya pengalaman saya di atas bisa jadi bahan permenungan bagi orang tua yang menggebu-gebu ingin anaknya masuk sekolah favorit.Â
Sila menilai dan mengukur kemampuan anak Anda. Ajak bicara anak Anda. Sudah siapkah anak Anda jadi murid sekolah favorit, dengan segala tekanan sosial yang ada? Apakah harus masuk sekolah favorit? Apa yang Anda dan anak Anda cari di sekolah favorit? Hanya kebanggaan sesaat? Apakah tidak lebih baik memilih sekolah yang mengembangkan bakat dan minat anak Anda alih-alih memaksa anak masuk sekolah favorit?