"Apa Maria sudah beri tahu arti nama pondok ini padamu, Lena?" tanya Suster Ana. Elena menggeleng."
Dalam bahasa Spanyol, speranza berarti harapan. Kita percaya, bahkan dalam kegelapan sekelam apapun, selalu ada harapan. Nikmatilah barang seminggu bersama kami di sini. Selanjutnya kita bicarakan lagi," ujar Suster Ana.
***
Selama beberapa waktu, Elena sibuk membantu para suster dan relawati di Pondok Esperanza. Dari pagi sampai siang, Elena memasak dan membersihkan kamar-kamar.Â
Sembari berkegiatan, Elena bercakap-cakap dengan wanita-wanita yang menghadapi persoalan serupa dengannya. Selama ini dia merasa, masalahnya paling berat.Â
Rupanya tidak. Ada beberapa yang situasinya lebih runyam. Misalnya, seorang wanita dari Semarang yang mengandung setelah dilecehkan atasannya. Sang wanita awalnya ingin menggugurkan kandungan. Namun, pelan-pelan ia sadar, anak yang dikandungnya tak bersalah sedikitpun.
Mendengar sendiri kisah itu, Elena merasa seakan ditampar. Namun, tamparan paling lembut diterimanya dari si mungil Lusi.Â
Suatu malam, Lusi berkata, "Kak Lena, aku suka bunga mawar tapi nggak bisa buat gambarnya. Ajarin ya, Kak."Â
Dengan sabar Elena mengajarinya. "Wah, benar ya kata Kak Maria. Kak Lena pintar menggambar," celetuk Lusi. Elena tersenyum.
"Kak Elena ingin Lusi bisa buat gambar yang bagus. Nah, latihan sendiri ya. Sekarang Kakak harus bantu Suster Ana. Kalau Lusi selesai menggambar, tunjukkan hasilnya ke Kakak, ya!"Â
Si kecil mengangguk mantap.
***