Keluarga jamaah haji asal Cirebon, Jawa Barat lazimnya meletakkan gentong berisi air minum di depan rumah anggota keluarga yang berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Tradisi gentong haji berlangsung turun temurun dan masih dilakukan di sejumlah tempat seperti di Kecamatan Plered, Weru, Gunung Jati, Suranenggala, dan Kapetakan. Jika ada gentong berisi air minum lengkap dengan gayung dan gelas atau cangkir diletakkan di depan rumah warga setempat, pastikan ada penghuni rumah tersebut yang berangkat haji.
Warga setempat meyakini, gentong haji dapat memberikan dampak positif kepada anggota keluarga yang tengah menunaikan ibadah haji. "Katanya sih biar keluarga kami yang berada di Tanah Suci yang tandus merasa adem seperti air di dalam gentong,"kata seorang warga.
Bukan hanya penghilang dahaga, air gentong haji dianggap menyimpan berkah. Setiap orang yang meminum, berharap agar diberikan kemudahan untuk berangkat haji, seperti salah satu anggota tuan rumah yang menyediakan gentong haji.
2. Gentong Tanah Liat Jadi "Gentong" Plastik
Penelusuran saya mengenai tradisi gentong air mengantarkan saya pada sebuah artikel blog seorang narablog dari Madura.
Ia mengisahkan, saat kecil ia dengan mudah melihat gentong air dari tanah liat di Madura. Saat ini, ia melihat masih ada keluarga yang meletakkanÂ
"gentong" air di depan rumah.
Keluarga itu adalah keluarga Haji Jirman, di Larangan Tokol, Pamekasan, Madura. Bedanya, wadah air bukan lagi gentong tanah liat, tapi sudah berubah jadi ember plastik.Â