Gentong Air Bukti Solidaritas Masyarakat Kita
Gentong air jadi bukti bahwa masyarakat kita, leluhur kita lekat dengan nilai solidaritas. Saling membantu dalam kesulitan hidup. Saling berbagi dalam hidup bermasyarakat. Perbedaan bukan halangan untuk saling menolong sebagai saudara sebangsa. Itulah nilai luhur yang lantas diformalkan dalam sila-sila Pancasila, terutama sila ketiga: Persatuan Indonesia.
Sekali lagi, absurd sekali membayangkan bahwa pada masa silam (tahun 1930-an, misalnya), ada gentong yang ditulisi oleh pemilik rumah:
"Maaf, hanya yang seagama dengan pemilik gentong yang boleh minum!"
atau "Maaf, yang boleh minum hanya yang satu suku dengan kami!".
Absurd sekali bila kita membayangkan, orang yang kehausan harus tanya dulu pada si pemilik gentong: "Maaf, keluarga ini agamanya apa ya? Saya hanya mau minum air yang disediakan orang seagama saja."
Semua boleh minum! Pemilik rumah dan orang yang mau minum air tidak peduli soal agama, suku, dan identitas.Â
Yang pokok adalah berbagi air, berbagi kehidupan!
Gentong Air Depan Rumah yang Nyaris Punah
Kini, jarang sekali kita menemukan gentong air di depan rumah. Meski begitu, rupanya gentong air depan rumah masih bisa dijumpai di sejumlah wilayah.
1. Tradisi Gentong Haji