Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Nenek dalam Bus yang Remnya Blong

17 Maret 2019   06:23 Diperbarui: 17 Maret 2019   16:58 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi nenek berjualan-instagram@ketimbang.ngemis.soloo

[Kisah Minggu Pagi-4 lanjutan dari Kisah Keluarga yang Disatukan oleh Ibadah Bersama

Suatu hari saudara saya naik bus. Waktu itu sekitar tahun 2000. Bus tua legendaris itu pagi-pagi mengantar penumpang dari sebuah kota kabupaten ke ibukota provinsi.  

Bus merambat pelan di perbukitan. Penumpang lumayan banyak. Karyawan, mahasiswa, hingga pedagang pasar jadi penumpang tetap bus itu. 

Saudara saya duduk dekat seorang nenek. Perempuan berusia senja itu masih kuat menaikkan keranjang berisi sayur dan buah hasil kebunnya. Ya, ia adalah pedagang pasar.  

Kepanikan terjadi

Tidak ada yang ganjil sampai bus itu menuruni bukit dengan kecepatan tinggi. Penumpang mulai panik. Sopir berusaha mengendalikan laju bus yang remnya blong itu. 

Penumpang mulai berteriak dan berdoa, menyerukan nama Tuhan sesuai keyakinan. Saudara saya panik. Ia mulai mendaras doa. 

Yang menarik, si nenek tidak panik.

Saudara saya penasaran. Ia lantas bertanya, "Mbah, kok diam saja, apa nggak takut?"

Si nenek menjawab, "Mas, hidup atau mati saya pasrah pada Allah..."

Happy ending yang tidak sedih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun