Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Tobat Pra-Paskah Katolik dan Nyepi di Tahun Politik

6 Maret 2019   04:47 Diperbarui: 6 Maret 2019   05:07 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pecalang bertugas saat Nyepi-KOMPAS.com/SRI LESTARI)

Ada momen keagamaan penting bagi umat Katolik dan Hindu di Indonesia hari-hari ini. 

Umat Hindu akan merayakan Hari Suci Nyepi dan Tahun Baru Saka 1941 pada 7 Maret 2019. Sementara itu, umat Katolik mulai Rabu, 6 Februari 2019 memulai masa puasa dan pantang untuk menyiapkan diri jelang Paskah (Hari Raya Kebangkitan Yesus dari Wafat-Nya).

Nyepi dan Tahun Baru Saka 1941


Saya bukan seorang yang paham agama Hindu. Saya hanya mengutip saja pernyataan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. Menurut Menag Lukman Hakim, Nyepi pada intinya adalah "menyepikan diri" agar seseorang dapat melaksanakan Catur Brata Penyepian dengan baik. 

Sesuai namanya, Nyepi memerlukan suasana hening dan tenang. Karenanya, umat Hindu tidak menyalakan api, tidak bekerja, tidak bepergian, dan tidak menikmati hiburan agar dapat sepenuhnya melakukan nyepi dan introspeksi diri atau mulat sarira.

Puasa dan pantang Katolik 40 hari jelang Paskah

Rabu 6 Maret 2019 adalah awal masa puasa dan pantang bagi umat Katolik sedunia. Umat Katolik merayakan awal masa Prapaskah ini dengan Ibadat Rabu Abu. Menerima abu adalah tanda pertobatan.

Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaska, yakni masa tobat 40 hari sebelum Paska. Dasar alkitabiah puasa dan pantang selama 40 hari amat jelas. Menurut Kitab Keluaran, Nabi Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lihat Keluaran 34:28). Juga Nabi Elia (lihat 1 Raja-Raja 19:8). Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lihat Injil Matius 4:2).

Gereja Katolik menerapkan pantang dan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu adalah saat suka-cita memeringati Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari.

Aturan puasa dan pantang Katolik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun