Mohon tunggu...
Bobby Andhika
Bobby Andhika Mohon Tunggu... -

Profesional bisnis perkapalan, pecinta sejarah dan pemerhati masalah sosial. Pernah menduduki jabatan CEO di beberapa perusahaan perkapalan nasional dan internasional. Sekarang tinggal di Singapura.

Selanjutnya

Tutup

Politik

ISIS (Bukan) Bentukan Amerika Serikat?

15 Oktober 2015   17:47 Diperbarui: 15 Oktober 2015   17:47 2446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada saat perang Korea, Amerika Serikat dan sekutunya secara terbuka menurunkan pasukan dan persenjataan membantu Korea Selatan, sementara Uni Soviet dan Tiongkok sibuk membantu secara diam-diam dengan senjata dan pelatihan; begitu pula pada saat perang Vietnam. Kenapa begitu? Ya tentu saja kalau kedua negara berhadapan langsung, Perang Dunia ke-3 tentu tidak bisa dihindari, dan pasti para pemimpin kedua blok tersebut cukup waras untuk menghindari perang nuklir yang hampir dipastikan akan membuat dunia kiamat.

Situasi yang sama terjadi pada saat Uni Soviet menginvasi Afghanistan. Otomatis Amerika Serikat dan sekutunya mendukung perlawanan terhadap invasi ini dengan mensuplai senjata dan melakukan pelatihan kepada gerilyawan-gerilyawan yang berjihad mengusir Uni Soviet dari Afghanistan.

Pasukan khusus Amerika Serikat seperti Green Berets dan CIA aktif melatih mujahid-mujahid baik orang Afghanistan sendiri maupun kaum muslim dari seluruh dunia yang dengan sentimen agama banyak difasilitasi oleh barat dan negara-negara Arab untuk ikut berjuang mengangkat sejata melawan Uni Soviet.

Oleh karena itu, jangan kaget, kalau Osama Bin Laden beserta para pengikutnya pernah begitu mesra dan dilatih oleh Green Berets dan CIA, karena jihad pertama Osama adalah di Afghanistan melawan Uni Soviet.

Namun apa daya, Amerika Serikat dan sekutunya akhirnya terpukul, karena setelah berhasil diusirnya Uni Soviet dari Afghanistan, Osama Bin Laden akhirnya berkawan mesra dengan Taliban, dan berbalik menyerang negara-negara barat dengan aksi terorismenya. Yang menurut sebagian ahli, salah satunya dikarenakan keberatan Amerika Serikat untuk Osama Bin Laden dan pengikutnya terlibat langsung dalam mengusir Irak dari Kuwait.

Dari mana datangnya ISIS?

Pada saat Amerika Serikat dan sekutunya akhirnya memutuskan menginvasi Irak dilanjutkan dengan berusaha mendongkel Muammar Gaddafi di Libya, selain menurunkan pasukan konvensional, mereka juga melatih para pemberontak yang membenci Saddam Hussein dan mengutuk kehidupan mewah Muammar Gaddafi. Latihan-latihan dari pasukan khusus dan suplai senjata yang tiada putus dari CIA merupakan kemewahan yang dengan mudah didapat bagi siapa saja yang bersedia mengangkat senjata. Dalam banyak kesempatan, mereka berperang bahu membahu dengan US Army, US Army Ranger, US Marine Corps bahkan dengan US Navy Seals dan Delta Force yang terkenal untuk merontokkan rejim yang menurut mereka korup.

Tetapi, sejarah berulang, apabila selesainya perang Afghanistan dengan Uni Soviet melahirkan Taliban dan Al Qaeda; terdongkelnya Saddam Husein dan Muammar Gaddafi meninggalkan sebuah kelompok dengan kekuatan bersenjata lengkap dan canggih dari Amerika Serikat dan sekutunya yang tentu saja berpaham radikal dari awal “menganggur” kehilangan “pekerjaan” dan tujuan.

Lalu apa yang mereka lakukan? Dapat ditebak, hanya dibutuhkan seorang pemimpin dengan kharisma yang tinggi, suatu tujuan yang bisa mengobarkan semangat berani mati, ISIS muncul ditengah-tengah konflik di Timur Tengah yang sepertinya tidak kunjung selesai.

Negara atau Kekhalifahan Islam adalah suatu tujuan atau lebih tepatnya sentimen yang akan sangat mudah dijual, ditengah korup dan otoriternya negara-negara Arab yang sebagian besar berbentuk Monarki Absolut, dengan pemimpin yang hidup bermewah-mewah dengan minyak bumi dan gas alamnya. Yang bertekuk lutut di bawah ketiak Amerika Serikat dan tidak mampu membuat negara kecil Israel bersikap sopan kepada saudara sesama Arabnya di Palentina. Ide ini dengan cepat ditangkap tidak hanya oleh orang-orang Arab, tetapi juga sebagian kecil umat Islam di seluruh dunia yang merindukan kembalinya Khalifah setelah runtuhnya Kesultanan Turki Ottoman pada tahun 1923 oleh Mustafa Kemal Atatturk Sang Bapak Sekularisme.

Tentu saja, karena dari awal mereka dilatih oleh “warrior-warrior terkejam” dari pasukan khusus terhebat di dunia barat, distimulus naluri membunuhnya, tindakan-tindakan brutal dari pejuang-pejuang ISIS bukanlah menjadi sesuatu yang aneh. Mereka tidak dilatih untuk memerintah, mereka dilatih untuk menghancurkan rejim. Militansi yang dimiliki membuat kelompok ini bisa dengan mudah menguasai daerah-daerah di Irak dan Syria sampai akhirnya negara-negara Arab dan tentu saja Amerika Serikat dan sekutunya menjadi gerah dan turun tangan membendung ekspansi dari ISIS ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun